Ilustrasi. Ratusan pria bersenjata menghadiri perkumpulan untuk mengumumkan dukungan mereka kepada pasukan keamanan Afganistan dan mereka siap melawan Taliban, di pinggiran kota Kabul, Afganistan, Rabu (23/6/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer/hp/cfo
KANDAHAR, DDTCNews - Kelompok bersenjata Taliban memajaki setiap kendaraan pengangkut barang yang melewati Spin Boldak atau pos perbatasan yang menghubungkan Afghanistan dan Pakistan.
Pos perbatasan ini dikuasai oleh Taliban setelah baku tembak selama 2 pekan antara Taliban dan pasukan Afghanistan pada wilayah tersebut. Pada pos tersebut,Taliban mulai memungut pajak atas barang-barang tertentu yang melewati pos perbatasan tersebut.
"Taliban menerbitkan dokumen yang memerinci tarif-tarif atas barang tertentu baik yang diangkut ke Afghanistan atau Pakistan," ujar Imran Khan Kakar, Wakil Presiden Pak-Afghan Joint Chamber of Commerce and Industry (PAJCCI), dikutip pada Kamis (29/7/2021).
Akibat dikuasainya pos perbatasan oleh Taliban, pajak yang ditanggung oleh pelaku ekspor dan impor Afghanistan dan Pakistan membengkak. Sebab, pengusaha juga akan membayar pajak kepada otoritas kepabeanan Afghanistan di Kandahar.
"Kami harus membayar pajak dan pungutan yang besar karena Afghanistan tidak mengakui pungutan yang ditarik oleh Taliban," ujar Kakar seperti dilansir france24.com.
Untuk diketahui, Spin Boldak adalah pintu keluar masuk utama antara Afghanistan dan Pakistan. Dengan demikian, pos perbatasan tersebut memiliki kontribusi pajak yang cukup besar terhadap penerimaan Afghanistan.
Dalam beberapa waktu terakhir, konflik antara Afghanistan dan Taliban cenderung meningkat seiring dengan rencana AS untuk menarik mundur militer dari Afghanistan. Pungutan pajak oleh Taliban pun berpotensi menggerus legitimasi Pemerintah Afghanistan ke depannya. (rig)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.