Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto. (tangkapan layar Youtube)
JAKARTA, DDTCNews – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan pada Oktober 2020 surplus US$3,61 miliar.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto mengatakan tren surplus pada neraca perdagangan masih berlanjut walaupun Indonesia telah masuk ke jurang resesi. Menurutnya, surplus perdagangan pada Oktober juga menjadi yang terbesar tahun ini.
"Ini peningkatan yang cukup besar karena ada penurunan yang dalam di impor kita bulan Oktober. Kalau dilihat bulan September lalu, surplus kita hanya US$2,39 miliar, jadi ada peningkatan tajam," katanya melalui konferensi video, Senin (16/11/2020).
Setianto mengatakan ekspor pada Oktober 2020 senilai US$14,39 miliar, atau naik 3,09% dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Sementara jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, nilai ekspor turun 3,29% dari US$14,88 miliar.
Peningkatan komoditas ekspor antara lain terjadi pada lemak dan minyak hewan nabati senilai US$188,1 juta. Demikian pula pada bahan bakar mineral, bijih perak, alas kaki, dan mesin perlengkapan elektrik.
Sementara komoditas ekspor yang menurun di antaranya logam mulia, perhiasan, permata, pakaian dan aksesoris, pupuk, kemudian kapal perahu dan struktur terapung, serta pakaian dan aksesoris.
Dari sisi impor, capaian pada Oktober 2020 senilai US$10,78 miliar atau turun 6,79% dibandingkan bulan sebelumnya. Menurut Setianto, penurunan tersebut misalnya terjadi pada impor barang konsumsi 27,88%, bahan baku 27,4%, dan barang modal 24,24% secara tahunan.
Komoditas impor nonmigas yang meningkat antara lain bijih, kerak dan abu logam, bahan kimia anorganik, kendaraan dan bagiannya, pupuk, serta mesin dan peralatan mekanik. Sementara komoditas impor nonmigas yang turun di antaranya plastik, gula dan kembang gula, serta kapal, perahu dan struktur terapung.
"Neraca perdagangan nonmigas, surplus terbesar dengan AS, yakni surplus US$1029,1 juga, kemudian kedua Filipina dengan surplus US$570,8 juta, dan India dengan surplus US$546,1 juta," ujarnya.
Sementara itu, Indonesia masih mengalami defisit perdagangan dengan negara mitra dagang seperti Australia US$178,4 juta, Ukraina US$158,1 juta, dan Hongkong US$92,2 juta.
Sepanjang Januari hingga Oktober 2020, Indonesia mengalami surplus perdagangan US$17,07 miliar, sementara jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, terjadi defisit US$2,12 miliar. (kaw)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.