AMERIKA SERIKAT

Minta Perusahaan Bangun Pabrik di AS, Trump Rancang Bea Masuk Tinggi

Muhamad Wildan | Rabu, 16 Oktober 2024 | 16:30 WIB
Minta Perusahaan Bangun Pabrik di AS, Trump Rancang Bea Masuk Tinggi

Ilustrasi.

WASHINGTON D.C., DDTCNews - Calon presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik Donald Trump mengeklaim kenaikan bea masuk yang diusungnya tidak akan menambah beban fiskal yang harus ditanggung oleh konsumen AS.

Menurut Trump, kenaikan bea masuk atas seluruh barang impor akan mendorong pelaku usaha untuk segera memindahkan pabriknya dari luar negeri ke AS.

"Makin tinggi bea masuk, makin tinggi kemungkinan perusahaan menanamkan modal dan membangun pabrik di AS agar terhindar dari bea masuk dimaksud," ujar Trump, dikutip Rabu (16/10/2024).

Baca Juga:
Malaysia Berencana Kenakan Pajak atas Dividen sebesar 2 Persen

Bahkan, Trump mengatakan dia berencana untuk menetapkan tarif bea masuk yang sangat tinggi sehingga pelaku usaha tidak memiliki pilihan selain memindahkan proses produksinya ke AS sesegera mungkin.

"Ada 2 sudut pandang yang bisa digunakan untuk melihat kebijakan bea masuk, sebagai money-making instrument atau sebagai instrumen untuk menarik perusahaan masuk ke dalam negeri. Kalau kita ingin menarik perusahaan masuk ke AS, bea masuk harus lebih tinggi dari 10%," ujar Trump.

Seperti diketahui, Trump berencana untuk mengenakan bea masuk sebesar 10% atas seluruh barang impor dan bea masuk sebesar 60% khusus atas barang impor yang berasal dari China.

Baca Juga:
Negara Ini Bakal Pangkas Tarif Bea Masuk Minuman Beralkohol

Trump akan memberikan fasilitas pengurangan tarif PPh badan dari sebesar 21% menjadi tinggal 15% khusus bagi perusahaan-perusahaan yang memindahkan pabriknya ke AS.

"Sekarang Anda melihat banyak pabrik yang sekarang kosong dan runtuh. Kami akan hidupkan kembali pabrik-pabrik itu. Kami akan memberikan pengurangan pajak yang memproduksi produknya di AS dan kami akan memberikan perlindungan terhadap perusahaan tersebut dengan bea masuk yang tinggi," ujar Trump. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:45 WIB LITERATUR PAJAK

Perkaya Pengetahuan Pajak, Baca 11 e-Books Ini di Perpajakan DDTC

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:45 WIB PERPRES 139/2024

Kemenkeu Era Prabowo Tak Lagi Masuk di Bawah Koordinasi Menko Ekonomi

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Anggota DPR Ini Minta Prabowo Kaji Ulang Kenaikan PPN Jadi 12 Persen

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:05 WIB KABINET MERAH PUTIH

Prabowo Kembali Lantik Pejabat Negara, Ada Raffi Ahmad dan Gus Miftah

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS LOGISTIK

Kinerja Dwelling Time dalam 1 Dekade Terakhir

Selasa, 22 Oktober 2024 | 10:00 WIB KOTA PONTIANAK

Semarakkan HUT ke-253, Pemda Adakan Program Pemutihan Denda PBB-P2

Selasa, 22 Oktober 2024 | 09:30 WIB KABINET MERAH PUTIH

Kembali Dilantik Jadi Menkeu, Begini Pesan Sri Mulyani kepada Jajaran