PENANGANAN COVID-19

Ada 46 Kasus Omicron di Indonesia, Begini Penjelasan Luhut

Dian Kurniati | Senin, 27 Desember 2021 | 09:07 WIB
Ada 46 Kasus Omicron di Indonesia, Begini Penjelasan Luhut

Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. (tangkapan layar)

JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah mencatat ada 46 kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia hingga Minggu (26/12/2021).

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan mengatakan mayoritas kasus tersebut terjadi pada orang yang baru kembali dari luar negeri. Dia pun mengimbau masyarakat menghindari bepergian ke luar negeri jika tidak untuk keperluan mendesak.

"Jika hanya ingin berlibur, pergi ke tempat wisata di domestik, di Indonesia," katanya melalui konferensi video, Senin (27/12/2021).

Baca Juga:
Luhut: SIMBARA dan ABS Mampu Tingkatkan Penerimaan hingga 40 Persen

Luhut mengatakan kasus Covid-19 di Indonesia masih tergolong rendah. Menurutnya, hingga saat ini juga belum ada indikasi peningkatan kasus karena varian Omicron.

Meski demikian, dia tetap mendorong pemerintah daerah (pemda) terus melakukan testing dan tracing akan mempercepat mengidentifikasi penyebaran kasus Covid-19. Alasannya, kebanyakan pasien Covid-19 varian Omicron termasuk dalam kategori orang tanpa gejala (OTG).

Secara bersamaan, Luhut menyebut pemerintah juga meminta pemda mempercepat vaksinasi Covid-19, termasuk kepada anak usia 6-11 tahun.

Baca Juga:
Luhut Ingin Data Pengusaha Dimasukkan Govtech, Meski Belum Bayar Pajak

"Pemerintah fokus mendorong peran serta pemda untuk memaksimalkan suntikan vaksin di wilayahnya," ujarnya.

Luhut menambahkan pengendalian kasus Covid-19 yang baik akan berdampak positif terhadap pemulihan ekonomi pada pengujung tahun ini. Dia pun meminta masyarakat tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan agar tidak terjadi lonjakan kasus penyebaran Covid-19.

"Berkat kerja sama kita semua, kita masih mampu kendalikan Covid-19 pada tingkat yang rendah, dan hingga saat ini, sebagai hasilnya, masyarakat bisa beraktivitas lebih banyak pada pengujung tahun ini, dan ekonomi bisa bergerak pulih dengan cepat," imbuhnya. (sap)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Minggu, 19 Januari 2025 | 08:00 WIB PENERIMAAN NEGARA

Luhut: SIMBARA dan ABS Mampu Tingkatkan Penerimaan hingga 40 Persen

Kamis, 16 Januari 2025 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Luhut Ingin Data Pengusaha Dimasukkan Govtech, Meski Belum Bayar Pajak

Kamis, 16 Januari 2025 | 11:30 WIB CORETAX SYSTEM

Soal Coretax DJP, Luhut: Kasih Waktu 3-4 Bulan, Nanti Kita Kritik

Rabu, 15 Januari 2025 | 15:00 WIB CORETAX SYSTEM

Luhut Wanti-Wanti Sri Mulyani Soal Keamanan Data WP dalam Coretax

BERITA PILIHAN
Kamis, 13 Februari 2025 | 19:15 WIB PMK 11/2025

Tarif Efektif PPN atas Agunan yang Diambil Alih Tetap 1,1 Persen

Kamis, 13 Februari 2025 | 19:05 WIB FISIP UNIVERSITAS INDONESIA

Kagumi DDTC Library, Dekan FISIP UI: Harus Residensi di Sini!

Kamis, 13 Februari 2025 | 18:25 WIB KONSULTASI PAJAK

Ada Insentif PPh Pasal 21 DTP Terbaru, Bagaimana Cara Memanfaatkannya?

Kamis, 13 Februari 2025 | 18:00 WIB CORETAX SYSTEM

Coretax Tetap Jalan, DJP Diberi Waktu hingga April untuk Perbaikan

Kamis, 13 Februari 2025 | 17:15 WIB PER-10/PJ/2024

DJP Perbarui Aturan Soal Pembayaran, Penyetoran, dan Restitusi Pajak

Kamis, 13 Februari 2025 | 16:00 WIB KMK 29/2025

Perincian Pemangkasan Alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa

Kamis, 13 Februari 2025 | 15:30 WIB AMERIKA SERIKAT

AS Tarik Diri dari Pembahasan Konvensi Pajak PBB, Ini Sebabnya

Kamis, 13 Februari 2025 | 15:00 WIB PENG-13/PJ.09/2025

Jangan Lupa! Bikin Faktur Pajak Lewat e-Faktur, PKP Perlu Minta NSFP