PEREKONOMIAN INDONESIA

Soal Perekonomian 2020, Ini Kata Bank Indonesia

Redaksi DDTCNews | Jumat, 29 November 2019 | 18:49 WIB
Soal Perekonomian 2020, Ini Kata Bank Indonesia

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews – Bank Indonesia optimistis prospek ekonomi Indonesia 2020 terjaga dengan momentum pertumbuhan yang tetap berlanjut.

Dalam keterangan resminya, BI memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 diperkirakan akan berada di kisaran 5,1—5,5%. Inflasi diperkirakan berada di sasaran 3,0%±1%. Defisit transaksi berjalan 2020 diproyeksi berada di dalam kisaran 2,5—3% PDB.

“Di mana surplus transaksi modal dan finansial tetap besar sehingga mendukung stabilitas eksternal,” demikian pernyataan BI, seperti dikutip pada Jumat (29/11/2019).

Baca Juga:
Normalisasi Harga Pangan Diklaim Jadi Sebab Rendahnya Inflasi 2024

Otoritas moneter memperkirakan nilai tukar rupiah pada 2020 bergerak stabil. Pertumbuhan DPK pada 2020 perbankan diprakirakan mencapai 8—10%. Sementara, pertumbuhan kredit diproyeksi mencapai 10—12%, sejalan turunnya suku bunga dan membaiknya prospek ekonomi.

Dalam jangka menengah, sambung BI, prospek ekonomi Indonesia akan semakin baik. Transformasi ekonomi akan mendorong pertumbuhan lebih tinggi dengan defisit transaksi berjalan menurun dan inflasi rendah. Hal ini diperkirakan mendukung Indonesia maju berpendapatan tinggi pada 2045.

Dalam kondisi perekonomian global yang belum kondusif, bauran kebijakan BI yang telah ditempuh pada 2019 akan semakin diperkuat pada 2020 mendatang melalui enam fokus area kebijakan yang akan ditempuh untuk menjaga stabilitas dan mendorong momentum pertumbuhan.

Baca Juga:
Tumbuhkan Ekonomi 8 Persen, RI Butuh Investasi Rp13.000 Triliun

Pertama, kebijakan moneter tetap akomodatif. Kedua, kebijakan makroprudensial yang akomodatif akan ditempuh untuk mendorong pembiayaan ekonomi. Ketiga, kebijakan sistem pembayaran difokuskan pada penguatan instrumen dan infrastruktur publik berbasis digital.

Keempat, kebijakan pendalaman pasar uang diperkuat untuk mendukung efektivitas kebijakan moneter dan makroprudensial yang akomodatif. Kelima, kebijakan pemberdayaan ekonomi syariah dan UMKM terus didorong agar menjadi sumber pertumbuhan baru ekonomi Indonesia.

Keenam, memperkuat sinergi dengan fokus pada sinergi kebijakan makroekonomi dan sistem keuangan untuk menjaga stabilitas, sinergi transformasi ekonomi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan memperkuat struktur ekonomi, serta sinergi dalam inovasi digital untuk mendukung integrasi ekonomi dan keuangan digital secara nasional.

Baca Juga:
Prabowo Akui Ekonomi Indonesia Belum Tumbuh Secara Merata

BI memaparkan ada tiga pelajaran penting perjalanan ekonomi 2019 yang dapat dipetik sebagai strategi dalam menghadapi menurunnya globalisasi dan meningkatnya digitalisasi untuk memperkuat ketahanan dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Pertama, sinergi bauran kebijakan makroekonomi dan sistem keuangan yang diperkuat untuk ketahanan ekonomi nasional. Kedua, transformasi ekonomi ditingkatkan agar pertumbuhan lebih tinggi melalui pengembangan sumber pertumbuhan dari dalam negeri dengan fokus pada industri manufaktur dan pengembangan pariwisata.

Ketiga, inovasi dalam ekonomi dan keuangan digital yang didorong untuk memperkuat daya saing dan kepentingan nasional serta mempersempit kesenjangan masyarakat. (kaw)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Sabtu, 04 Januari 2025 | 12:30 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Normalisasi Harga Pangan Diklaim Jadi Sebab Rendahnya Inflasi 2024

Senin, 30 Desember 2024 | 18:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Target Ekonomi 8% Diragukan, Prabowo Beri Instruksi ke Menteri-Pemda

Sabtu, 21 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN INVESTASI

Tumbuhkan Ekonomi 8 Persen, RI Butuh Investasi Rp13.000 Triliun

Kamis, 19 Desember 2024 | 13:47 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Prabowo Akui Ekonomi Indonesia Belum Tumbuh Secara Merata

BERITA PILIHAN
Rabu, 08 Januari 2025 | 19:30 WIB CORETAX SYSTEM

Tenang! DJP Jamin Tak Ada Sanksi Akibat Kendala Teknis pada Coretax

Rabu, 08 Januari 2025 | 18:30 WIB KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu Daftar Kuesioner Audit Kepabeanan?

Rabu, 08 Januari 2025 | 17:43 WIB PROFESI KEUANGAN

PPPK Ingatkan Kantor Akuntan Publik serta Cabang KAP soal LKA dan LAI

Rabu, 08 Januari 2025 | 17:30 WIB PMK 121/2024

Jumlah Satuan Pelayanan Balai Laboratorium Bea dan Cukai Bertambah

Rabu, 08 Januari 2025 | 17:23 WIB SE-8/PPPK/2024

Untuk Akuntan Publik, Ada Surat Edaran PPPK soal Laporan PPL 2024

Rabu, 08 Januari 2025 | 17:00 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

Wah! Driver Ojol Dapat Apresiasi dari KPP karena Lapor SPT Lebih Awal

Rabu, 08 Januari 2025 | 16:30 WIB PROVINSI SUMATERA SELATAN

Opsen Berlaku 2025, Pemprov Beri Diskon Pajak Kendaraan dan BBNKB

Rabu, 08 Januari 2025 | 15:30 WIB KANWIL DJP JAWA TENGAH I

Gara-Gara Tak Setor PPN Rp3,4 Miliar, Direktur PT Ditahan Kejaksaan