Menko Perekonomian Darmin Nasution.
JAKARTA, DDTCNews – Pelemahan ekonomi China pada kuartal III/2018 diyakini tidak berdampak signifikan pada perekonomian Tanah Air.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution. Menurutnya, pelemahan ekonomi China pada level 6,5% memang akan berpengaruh pada Indonesia, tapi minim.
“Ya ada lah pengaruhnya, tapi saya percaya kecil lah,” katanya di Kantor Kemeko Perekonomian, Jumat (19/10/2018).
Angka pertumbuhan ekonomi Negeri Tirai Bambu ini merupakan yang terendah bila dilihat dari pola kuartalan sejak krisis keuangan 2009. Menurutnya, fenomena ini sebagai implikasi dari tensi perang dagang dengan Amerika Serikat yang semakin memanas.
Indonesia, lanjut Darmin, bisa mengambil keuntungan dari ketegangan perang dagang antara dua kutub ekonomi global tersebut. Mantan Gubernur Bank Indonesia ini menilai ada kenaikan pangsa ekspor ke China, tapi tidak akan signifikan.
“Ke depannya paling-paling karena dia [China] memakai bahan-bahan dari kita banyak jadi pertumbuhan kita akan terpengaruh sedikit banyak, tapi ya mungkin enggak terlalu besar,” imbuhnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), China merupakan pasar terbesar ekspor nonmigas Indonesia. Pada periode Januari - September 2018, China merupakan negara tujuan ekspor terbesar dengan nilai ekspor US$18,5 miliar atau 15,14% dari total ekspor nonmigas nasional.
Kemudian, Amerika Serikat menyusul dengan nilai ekspor hingga September senilai US$13,1 miliar atau 10,79% dari pangsa ekspor Indonesia. (kaw)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.