CUKAI EMISI KARBON

Pemerintah Kaji Pungutan Cukai Karbon Tiap Tahun dari Kendaraan

Dian Kurniati | Rabu, 12 Februari 2020 | 19:30 WIB
Pemerintah Kaji Pungutan Cukai Karbon Tiap Tahun dari Kendaraan

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews—Pemerintah menyatakan tengah mencari skema pengenaan cukai emisi karbon yang tepat di Indonesia agar tujuan mengurangi emisi karbon bisa diwujudkan secara signifikan.

Direktur Teknis dan Fasilitas Cukai Ditjen Bea Cukai Nirwala Dwi Heryanto menjelaskan pemerintah memiliki dua pilihan skema untuk pengenaan cukai karbon dengan mencontoh negara-negara lain.

Skema pertama adalah dengan menarik cukai karbon hanya pada setiap pembelian kendaraan bermotor baru. Rencananya, pengenaan cukai karbon yang banyak digunakan oleh banyak negara ini, akan menggantikan PPnBM.

Baca Juga:
DJBC Rilis Aturan Baru soal Pelayanan Pengangkutan Barang Tertentu

Skema kedua, adalah menarik cukai karbon dari pemilik mobil setiap tahun. Skema cukai ini sudah dilakukan Inggris. Negara berjuluk Tiga Singa ini memungut cukai karbon setiap tahun lantaran kendaraan rutin memproduksi karbon setiap kali digunakan. Ekstensifikasi objek cukai untuk Indonesia pernah dikaji oleh DDTC dalam Working Paper DDTC No. 1919.

Dalam prosesnya, pemerintah akan mengkonsultasikan rencana itu kepada DPR. Namun jika merujuk pada UU No. 42/2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai (PPN), pemungutan PPnBM hanya dilakukan setiap pembelian kendaraan baru.

Skema yang disebutkan Nirwala itu hanya akan berlaku untuk kendaraan mobil. Sedangkan sepeda motor masih perlu dipertimbangkan lebih lanjut lantaran kendaraan itu sering menjadi alat produksi masyarakat.

"Karena, kan, ada yang dipakai produksi. Jangan dikira kayak ojek dan segala macam enggak dipikirkan? Pertimbangan kami banyak," tutur Nirwala. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

12 Februari 2020 | 19:47 WIB

Jika sepeda motor dikecualikan akan terdapat ketidakadilan, mengingat jumlah pengguna sepeda motor lebih banyak dr pada mobil. Artinya sepeda motor justeru penghasil karbon lebih banyak. Sebaiknya juga dikenakan secara proporsional. Agar aspek keadilan terpenuhi. Demikian juga mobil dikenakan seperti halnya pajak kendaraan bermotor, yaitu mobil ke 2 dan seterusnya yg dikenakan cukai karbon.

ARTIKEL TERKAIT
Kamis, 13 Februari 2025 | 13:30 WIB PER-23/BC/2024

DJBC Rilis Aturan Baru soal Pelayanan Pengangkutan Barang Tertentu

Kamis, 13 Februari 2025 | 11:00 WIB INSENTIF PAJAK

Ada Insentif, DJP Sebut Gaji Pegawai Bisa Utuh Tanpa Dipotong Pajak

Kamis, 13 Februari 2025 | 10:30 WIB CORETAX SYSTEM

Ajukan Sertel/Kode Otorisasi DJP, WP Tak Perlu Lagi Validasi Wajah

Kamis, 13 Februari 2025 | 10:15 WIB INSENTIF PAJAK

Ada Insentif Pajak, Menteri Investasi Ajak Pengusaha Lakukan Litbang

BERITA PILIHAN
Kamis, 13 Februari 2025 | 15:00 WIB PENG-13/PJ.09/2025

Jangan Lupa! Bikin Faktur Pajak Lewat e-Faktur, PKP Perlu Minta NSFP

Kamis, 13 Februari 2025 | 13:30 WIB PER-23/BC/2024

DJBC Rilis Aturan Baru soal Pelayanan Pengangkutan Barang Tertentu

Kamis, 13 Februari 2025 | 12:30 WIB KOTA SALATIGA

Perbaiki Akurasi Setoran Pajak, Pemda Perbanyak Alat Perekam di Kasir

Kamis, 13 Februari 2025 | 12:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Perjalanan Coretax System pada Awal Implementasinya

Kamis, 13 Februari 2025 | 11:37 WIB KEPATUHAN PAJAK

DJP Catat 3,33 Juta Wajib Pajak Sudah Laporkan SPT Tahunan 2024

Kamis, 13 Februari 2025 | 11:31 WIB PENG-13/PJ.09/2025

Penting! Poin-Poin DJP Soal Pembuatan FP Lewat e-Faktur Client Desktop

Kamis, 13 Februari 2025 | 11:00 WIB INSENTIF PAJAK

Ada Insentif, DJP Sebut Gaji Pegawai Bisa Utuh Tanpa Dipotong Pajak

Kamis, 13 Februari 2025 | 10:30 WIB CORETAX SYSTEM

Ajukan Sertel/Kode Otorisasi DJP, WP Tak Perlu Lagi Validasi Wajah