BOLIVIA

Lawan Penghindaran Pajak, Aturan Pajak Baru Diusulkan

Redaksi DDTCNews | Selasa, 03 Oktober 2017 | 09:42 WIB
Lawan Penghindaran Pajak, Aturan Pajak Baru Diusulkan

LA PAZ, DDTCNews – Anggota Parlemen Bolivia mengusulkan undang-undang baru yang ditujukan untuk membantu memerangi penghindaran pajak. Aturan tersebut bernama Bill to Combat the Use of Tax Havens yang dimaksudkan untuk menghentikan praktik penghindaran pajak di negara tax havens, khususnya yang terkuak dari paparan kasus Panama Papers tahun lalu.

Presiden Komite Legislatif Majelis Plurinasional Manuel Canelas mengatakan RUU tersebut akan dikirim ke badan legislatif Bolivia, Asamblea Legislativa Plurinacional (ALP) untuk mendapat persetujuan. Jika disahkan, undang-undang tersebut akan mendorong entitas untuk melakukan investigasi terkait dengan kejahatan tax havens.

“Setelah RUU tersebut akhirnya disetujui, Pemerintah Bolivia akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk memastikan undang-undang tersebut diterapkan secara maksimal,” tuturnya, Senin (2/10).

Baca Juga:
Paradoks Artificial Intelligence dalam Konteks Penghindaran Pajak

Usulan undang-undang tersebut muncul menyusul adanya laporan kasus Panama Papers di Bolivia pada April 2016 lalu. Panama Papers menguak lebih dari 11 juta dokumen yang bocor yang melibatkan beberapa individu dan perusahaan di seluruh dunia yang menggunakan cara ilegal untuk menghindari pajak dengan menciptakan shell company dan metode lainnya.

Komisi gabungan yang menyelidiki kasus tersebut melihat masalah penyimpangan keuangan di kota-kota yang dikenal sebagai tempat hunian terkenal surga pajak (tax havens) seperti Bahama, Kepulauan Virgin dan Panama.

“Pada Desember lalu, presiden dari negara Amerika Latin, Ekuador dan Bolivia telah bekerja sama untuk menekan kasus penghindaran pajak,” tambahnya dikutip dari malaysiandigest.com.

Berdasarkan hasil kerja sama tersebut, Canelas mengatakan uang dari penghindran pajak yang selama ini dilakukan dapat digunakan untuk membantu mengankat 32 juta orang keluar dari kemiskinan di Amerika Latin, atau setara dengan jumlah penduduk yang berada dalam kemiskinan di Ekuador, Bolivia, Kolombia, El Salvador dan Peru.

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Senin, 23 September 2024 | 17:43 WIB ANALISIS PAJAK

Paradoks Artificial Intelligence dalam Konteks Penghindaran Pajak

Sabtu, 21 September 2024 | 14:33 WIB PENGAWASAN PAJAK

Indonesia Sudah Punya GAAR, Apa Kelebihan dan Kekurangannya?

Rabu, 11 September 2024 | 16:30 WIB ISTILAH EKONOMI

Praktik Moonlighting di Dunia Kerja, Kamu Termasuk?

Rabu, 21 Agustus 2024 | 09:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kepada DPR, Sri Mulyani Beberkan Strategi Tingkatkan Tax Ratio

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja