AMERIKA SERIKAT

Kuasai Parlemen, Demokrat Coba Naikkan Pajak Korporasi

Redaksi DDTCNews | Rabu, 14 November 2018 | 11:01 WIB
Kuasai Parlemen, Demokrat Coba Naikkan Pajak Korporasi

Ilustrasi. (foto: lgbtqnation)

JAKARTA, DDTCNews – Demokrat akan menggunakan kontrol mereka di Parlemen Amerika Serikat untuk mencoba menaikkan tarif pajak korporasi. Jika disahkan, ini akan menganggu pemangkasan pajak yang sudah dijalankan Presiden Donald Trump.

Mereka akan mengadakan dengar pendapat tentang perbaikan pajak Republik. Mereka beralasan pemangkasan tarif korporasi menjadi 21% telah memberi angin segar bagi orang kaya. Kenaikan tarif pajak korporasi akan mempermudah pengumpulan penerimaan negara.

Perwakilan Demokrat Maryland John Delaney – yang dikabarkan akan mencalonkan diri sebagai presiden pada 2020 – mendorong peningkatan tarif pajak korporasi menjadi 23% untuk membiayai infrastruktur.

Baca Juga:
Trump Janji Hentikan Pemajakan Berganda Atas Warga AS di Luar Negeri

“Itu bukan panggilan politik yang sulit untuk dikatakan. Mari kita menaikkan pajak untuk korporasi,” kata Douglas Holtz-Eakin, Presiden Forum Aksi Amerika, seperti dilansir pada Rabu (14/11/2018).

Seperti diketahui, dalam pemilu paruh waktu Amerika Serikat (AS), Demokrat mengambil jatah kursi parlemen lebih banyak dibandingkan Republik. Dikuasainya DPR oleh Demokrat berisiko menganggu agenda konservatif Presiden Donald Trump. Namun, senat masih dikuasai Republik.

Kenaikan tarif pada gilirannya akan merusak fondasi pencapaian legislatif Presiden Donald Trump. Bagaimanapun, salah satu fitur utama perbaikan pajak AS adalah dengan pemangkasan tarif korporasi menjadi 21%, lebih rendah dari pesaing asing yang ada di pertengahan 20%-an.

Baca Juga:
Minta Perusahaan Bangun Pabrik di AS, Trump Rancang Bea Masuk Tinggi

Trump dan para pemimpin Republik sebelumnya berjanji rezim pajak korporasi mereka akan memicu penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi. Selain itu, pemangkasan tarif dapat mencegah pemindahan pendapatan dan kewajiban ke negara dengan tarif pajak lebih rendah.

Mark Prater, mantan Kepala Penasihat Pajak Komite Keuangan Senat mengatakan kenaikan tarif akan mendorong perusahaan untuk terus mengalihkan pendapatan mereka di luar negeri dan terlibat dalam ‘permainan pajak’.

Kenaikan pajak korporasi juga dikhawatirkan akan membuat perusahaan kembali mempertimbangkan struktur mereka yang menghadapi dua lapis pajak karena ada skema kemitraan. (kaw)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Kamis, 17 Oktober 2024 | 19:00 WIB AMERIKA SERIKAT

Trump Janji Hentikan Pemajakan Berganda Atas Warga AS di Luar Negeri

Rabu, 16 Oktober 2024 | 16:30 WIB AMERIKA SERIKAT

Minta Perusahaan Bangun Pabrik di AS, Trump Rancang Bea Masuk Tinggi

Kamis, 03 Oktober 2024 | 18:13 WIB INTERNATIONAL TAX CONFERENCE 2024

DJP: Implementasi Pilar 1 Butuh Komitmen AS dan China

Kamis, 03 Oktober 2024 | 16:11 WIB KONSENSUS PAJAK GLOBAL

RI Kaji Semua Opsi Insentif Pajak untuk Respons Pajak Minimum Global

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN