Ilustrasi.
LONDON, DDTCNews - Inggris mempertimbangkan untuk memberlakukan pajak minimum domestik atau domestic minimum top up tax (DMT). Kebijakan ini berlaku sejalan dengan pajak korporasi minimum global.
Dalam public documentation yang dirilis oleh pemerintah Inggris, DMT diperlukan untuk menekan beban kepatuhan yang ditanggung perusahaan Inggris dan mencegah pengenaan pajak berdasarkan undertaxed payment rule (UTPR) oleh yurisdiksi lain.
"Bisnis akan membayar pajak dengan besaran yang sama atas keuntungan di Inggris entah ada DMT ataupun tidak. Ketimbang mengizinkan negara lain memungut pajak itu, DMT memastikan pajak dibayarkan ke Inggris," tulis Pemerintah Inggris dalam public documentation, dikutip Senin (17/1/2022).
Dengan adanya pajak korporasi minimum global sebagaimana disepakati pada Pilar 2: Global Anti Base Erosion (GloBE), pajak yang kurang dipajaki di Inggris bakal dikenai top up tax oleh yurisdiksi lain.
Dengan DMT, Inggris mendapatkan tambahan penerimaan tanpa perlu meningkatkan beban pajak yang ditanggung entitas yang beroperasi di Inggris. DMT juga menekan biaya kepatuhan dan beban administrasi sehingga bakal meningkatkan kepastian pajak.
Agar tidak bertentangan, DMT rencananya akan dirancang semirip mungkin dengan ketentuan pajak korporasi minimum global pada Pilar 2.
Oleh karena itu, Inggris mempertimbangkan untuk memberlakukan DMT atas perusahaan dengan pendapatan global di atas EUR750 juta, sama dengan threshold yang berlaku pada Pilar 2.
Saat ini, Inggris masih mempertimbangkan apakah DMT hanya akan dikenakan atas seluruh grup perusahaan yang tercakup pada Pilar 2 atau hanya atas grup perusahaan yang bermarkas di Inggris. (sap)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.