KOREA SELATAN

Inflasi Masih Tinggi, Pemerintah Bakal Perpanjang Insentif Pajak BBM

Redaksi DDTCNews | Jumat, 18 Februari 2022 | 17:30 WIB
Inflasi Masih Tinggi, Pemerintah Bakal Perpanjang Insentif Pajak BBM

Ilustrasi.

SEOUL, DDTCNews – Pemerintah Korea Selatan berencana untuk memperpanjang periode pemberian insentif berupa pengurangan pajak bahan bakar sebesar 20%.

Wakil Menteri Keuangan Korea Selatan Lee Eog-weon mengatakan rencana tersebut bertujuan untuk meredam tren kenaikan inflasi. Harapannya melalui insentif fiskal ini, daya beli masyarakat dapat terjaga.

“Sebab Inflasi diperkirakan akan sulit [diredam] pada bulan Februari karena tekanan harga dan permintaan tetap tinggi. Juga harga energi dan bahan baku terus meningkat," kata Lee Eog-weon dilansir Yonhap News Agency, Jumat (18/2/2022).

Baca Juga:
Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Adapun pemotongan tarif pajak bahan bakar telah berlaku sejak 12 November 2021 sampai dengan 30 April 2022. Insentif ini diberikan untuk BBM jenis bensin, diesel, dan elpiji.

Hanya saja, pemerintah Korea Selatan belum bisa memastikan jangka waktu perpanjangan insentif pajak bahan bakar tersebut.

Lee Eog-weon melaporkan realisasi inflasi pada Januari 2022 sebesar 3,6% year on year (yoy). Pencapaian ini menunjukan tren kenaikan di level 3% dalam 4 kuartal berturut-turut.

Baca Juga:
Malaysia Berencana Kenakan Pajak atas Dividen sebesar 2 Persen

Padahal, Bank of Korea (BoK) menargetkan inflasi tahunan pada 2022 sebesar 2%. Untuk itu, Lee Eog-weon mengatakan insentif pemangkasan pajak bahan bakar sangat diperlukan.

Menurutnya, prospek harga minyak global bakal menggeliat seiring dengan sentimen negatif antara Amerika Serikat (AS) dan Rusia.

Lee Eog-weon menyebut harga minyak mentah Dubai yang merupakan patokan Korea Selatan, melonjak menjadi US$93,05 per barel pada Selasa (15/2/2022). Angka tersebut naik dari posisi harga di akhir tahun lalu senilai US$77,12 per barel.

“Sebab, Korea Selatan sangat bergantung pada impor untuk kebutuhan energinya,” ujar Lee Eog-weon. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Minggu, 20 Oktober 2024 | 14:00 WIB HONG KONG

Negara Ini Bakal Pangkas Tarif Bea Masuk Minuman Beralkohol

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN