PEREKONOMIAN INDONESIA

10 Hari Jelang Akhir Tahun, Sri Mulyani Pangkas Proyeksi Ekonomi

Dian Kurniati | Selasa, 22 Desember 2020 | 11:59 WIB
10 Hari Jelang Akhir Tahun, Sri Mulyani Pangkas Proyeksi Ekonomi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. (tangkapan Youtube Kemenkeu)

JAKARTA, DDTCNews – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati kembali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 menjadi kisaran minus 2,2% hingga minus 1,7%. Sekitar 2 bulan lalu, pertumbuhan ekonomi sepanjang 2020 diproyeksi minus 1,7% hingga 0,6%.

Sri Mulyani mengatakan koreksi tersebut mempertimbangkan masih meningkatnya kasus Covid-19 dan belum pulihkan perekonomian nasional hingga saat ini. Menurutnya, tren serupa juga terjadi di negara lain, termasuk di regional Asia Tenggara.

"Kami di Kementerian Keuangan melakukan revisi proyeksi di minus 1,7% sampai minus 2,2%," katanya dalam konferensi pers APBN Kita, Senin (21/12/2020).

Baca Juga:
Negara Inclusive Framework Teken STTR Pekan Ini, Sri Mulyani Hadir

Sri Mulyani mengatakan pandemi Covid-19 telah menyebabkan ketidakpastian global hingga saat ini. Beberapa lembaga dunia pun turut mengoreksi ke bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020.

World Bank telah merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2020 menjadi minus 2,2%, dari sebelumnya pada kisaran minus 2% hingga minus 1,6%. Asian Development Bank (ADB) merevisi proyeksi pertumbuhan menjadi minus 2,2% dari sebelumnya minus 1%.

Sementara itu, Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) lebih pesimistis dengan memproyeksikan pertumbuhan masih terkontraksi 2,4%.

Baca Juga:
PPN Naik Jadi 12%, DPR Minta Kemenkeu Gunakan Wewenang untuk Turunkan

Menurut Sri Mulyani, koreksi ke bawah itu terutama karena konsumsi rumah tangga ternyata belum sepenuhnya pulih hingga akhir tahun. Sepanjang 2020, dia memperkirakan pertumbuhan konsumsi rumah tangga akan minus 2,7% hingga minus 2,4%.

Otoritas memprediksi kontraksi pada konsumsi rumah tangga akan makin mengecil atau bahkan tumbuh positif, yakni pada minus 0,3% hingga positif 0,3%. Alasannya, pemerintah telah menggelontorkan banyak dana sebagai bantalan ekonomi walaupun tetap ada beberapa belanja yang terhambat akibat pandemi.

Mengenai investasi, Sri Mulyani memperkirakan pertumbuhannya akan berkisar minus 4,5% hingga minus 4,4%. Dia menilai sudah investasi sudah dalam tren perbaikan. Hal ini tercermin dari data indikator penjualan kendaraan niaga dan impor barang modal.

Baca Juga:
Ekonomi Tumbuh 5,05% pada Kuartal II/2024, Begini Kata Pemerintah

Aktivitas ekspor diproyeksi akan tumbuh minus 6,2% hingga minus 5,7%. Sri Mulyani menilai ekspor mulai pulih karena didorong kenaikan permintaan berbagai komoditas utama.

Impor diestimasi masih akan terkontraksi antara minus 15% hingga minus 14,3%. Walaupun terlihat masih mengalami kontraksi dalam, menurutnya, aktivitas impor pada kuartal IV sudah membaik dibandingkan dengan performa kuartal-kuartal sebelumnya.

"Keseluruhan agregat demand kita sudah menunjukkan pembalikan atau arah menuju pemulihan yang konsisten dibandingkan dengan kuartal II," ujarnya.

Baca Juga:
Sri Mulyani Ungkap Tujuan Coretax DJP, Ada Transparansi dan Pengawasan

Pada kuartal IV/2020 saja, Sri Mulyani memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan berkisar minus 2,9% hingga minus 0,9%, lebih baik dibandingkan dengan kuartal II/2020 yang minus 5,3% dan III/2020 minus 3,49%.

Seementara pada tahun depan, dia optimistis ekonomi akan pulih dengan pertumbuhan positif 5%. Hal ini dikarenakan upaya penanganan pandemi makin terlihat dengan dimulainya vaksinasi Covid-19. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:45 WIB PERPRES 139/2024

Kemenkeu Era Prabowo Tak Lagi Masuk di Bawah Koordinasi Menko Ekonomi

Selasa, 22 Oktober 2024 | 09:30 WIB KABINET MERAH PUTIH

Kembali Dilantik Jadi Menkeu, Begini Pesan Sri Mulyani kepada Jajaran

Senin, 21 Oktober 2024 | 16:15 WIB KABINET MERAH PUTIH

Anggito: Belum Ada Pembagian Tugas yang Formal Antar Wamenkeu

Senin, 21 Oktober 2024 | 09:15 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Wajah-Wajah Lama Masih Isi Tim Ekonomi Prabowo-Gibran

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN