KEGIATAN RISET

Ada Pandemi Corona, Tetap Mau Riset di DJP? Bisa, Cek Caranya di Sini

Redaksi DDTCNews | Selasa, 14 April 2020 | 16:49 WIB
Ada Pandemi Corona, Tetap Mau Riset di DJP? Bisa, Cek Caranya di Sini

Ilustrasi gedung DJP. 

JAKARTA, DDTCNews – Ditjen Pajak (DJP) tetap memberikan izin riset selama masa pencegahan penyebaran virus Corona (Covid-19).

Hal ini disampaikan DJP lewat pengumuman Panduan Permohonan Izin Riset di Lingkungan DJP dalam laman resminya. Hingga saat ini, masa pencegahan penyebaran virus Corona di lingkungan DJP berlaku sampai 21 April 2020. Simak artikel ‘Diperpanjang, Penghentian Pelayanan Langsung DJP Sampai 21 April 2020’.

“Pemberian izin riset tetap diberikan dengan ketentuan untuk wawancara, penyebaran kuesioner/ survei dan penyediaan data hanya dapat diberikan secara daring,” demikian penjelasan DJP, Selasa (14/4/2020).

Baca Juga:
Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Riset atau penelitian, sambung DJP, adalah suatu usaha ilmiah yang dilaksanakan secara metodologis dan sistematis untuk menemukan fakta atau hal baru; menguji kebenaran suatu teori, anggapan atau hipotesis; memecahkan masalah; serta dan mencari penerapan praktis. Usaha ini meliputi kegiatan pendataan, survei, sensus, studi kelayakan, studi eksploratif, preliminary survey, dan inventarisasi.

Adapun dasar dasar pertimbangan pemberian izin riset atau penelitian antara lain pertama, kesesuaian terhadap ilmu yang dipelajari dan jurusan/program studi di perguruan tinggi/universitas. Kedua, materi penelitian bermanfaat dan sejalan dengan program di DJP.

Ketiga, bukan termasuk data sebagaimana pada Pasal 34 Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP) terkait kerahasiaan wajib pajak.

Baca Juga:
Urus Pemeriksaan Bukper: Coretax Bakal Hadirkan 4 Fitur Baru

DJP memberikan sejumlah syarat permohonan riset atau penelitian, antara lain surat keterangan dari kampus/instansi terkait, proposal (outline) penelitian, surat pernyataan kesediaan menyampaikan hasil riset, pedoman wawancara bagi permohonan wawancara, dan kuesioner bagi permohonan penyebaran kuesioner.

Pengajuan riset untuk mahasiswa S1 ke bawah ada sejumlah ketentuan. Pertama, untuk perizinan riset yang dilakukan di lingkungan Kantor Pusat DJP, surat permohonan ditujukan kepada Direktorat Penyuluhan, Pelayanan dan Hubungan Masyarakat Kantor Pusat DJP.

Kedua, untuk perizinan riset yang dilakukan di lingkungan Kantor Wilayah DJP, Kantor Pelayanan Pajak, dan/atau Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan, surat permohonan ditujukan kepada Kantor Wilayah DJP yang meliputi wilayah kerjanya.

Baca Juga:
Hapus NPWP yang Meninggal Dunia, Hanya Bisa Disampaikan Tertulis

Ketiga, untuk perizinan riset yang dilakukan di lingkungan Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan, surat permohonan ditujukan kepada Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan.

Sementara, terkait pengajuan riset untuk mahasiswa S2 dan S3 serta selain mahasiswa, surat permohonan ditujukan kepada Direktorat Penyuluhan, Pelayanan dan Hubungan Masyarakat Kantor Pusat DJP.

Anda bisa mengunduh surat pernyataan kesediaan menyampaikan hasil riset di sini dan lembar persetujuan menjadi lokasi penelitian di sini. Informasi lebih lanjut bisa menghubungi narahubung Sdri. Zipora (0856 1880 315), telepon (+62) 21 - 525 0208 ekstensi 51601, email [email protected], atau surat di Direktorat Penyuluhan, Pelayanan, Hubungan Masyarakat, Gedung Mar’ie Muhammad Lantai 16, Kantor Pusat DJP Jalan Gatot Subroto Kav. 40-42, Jakarta Selatan, 12190. (kaw)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

14 April 2020 | 17:07 WIB

Salut dengan dedikasi DJP dalam mendukung peran ilmu pengetahuan👏

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Senin, 21 Oktober 2024 | 14:32 WIB CORETAX SYSTEM

Urus Pemeriksaan Bukper: Coretax Bakal Hadirkan 4 Fitur Baru

Minggu, 20 Oktober 2024 | 10:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Hapus NPWP yang Meninggal Dunia, Hanya Bisa Disampaikan Tertulis

Minggu, 20 Oktober 2024 | 08:00 WIB CORETAX SYSTEM

Gencar Edukasi, DJP Harap Pegawai Pajak dan WP Terbiasa dengan Coretax

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN