PMK 81/2024

Sri Mulyani Ubah Batas Waktu Penyetoran dan Pelaporan PPN Aset Kripto

Nora Galuh Candra Asmarani | Rabu, 20 November 2024 | 13:00 WIB
Sri Mulyani Ubah Batas Waktu Penyetoran dan Pelaporan PPN Aset Kripto

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews – Kementerian Keuangan mengubah ketentuan batas waktu penyetoran PPN atas penyerahan aset kripto. Perubahan tersebut diatur melalui Peraturan Menteri Keuangan No. 81/2024.

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 81/2024, batas akhir penyetoran PPN atas aset kripto dimundurkan sehingga menjadi akhir bulan berikutnya setelah masa pajak dilakukannya pemungutan PPN.

“Penyetoran PPN yang telah dipungut...dilakukan paling lambat akhir bulan berikutnya setelah masa pajak dilakukannya pemungutan,” bunyi penggalan Pasal 344 ayat (4) PMK 81/2024, dikutip pada Rabu (20/11/2024).

Baca Juga:
Perbaiki Bug, Pihak Vendor Coretax Masih Ngebut Kerja di DJP

Berdasarkan ketentuan dalam peraturan sebelumnya, yaitu Pasal 6 ayat (4) PMK 68/2022, batas akhir penyetoran PPN atas penyerahan aset kripto adalah maksimal tanggal 15 bulan berikutnya setelah masa dilakukannya pemungutan.

Selain memundurkan batas akhir penyetoran PPN, PMK 81/2024 juga menegaskan pengenaan sanksi. Sanksi dikenakan jika penyelenggara perdagangan melalui sistem elektronik (PMSE) tidak memenuhi ketentuan pembuatan bukti pemungutan PPN dan penyetoran PPN atas aset kripto.

Ketentuan pengenaan sanksi itu tercantum dalam Pasal 344 ayat (5) PMK 81/2024. Adapun sanksi yang dikenakan dalam PMK tersebut mengacu pada Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP).

Baca Juga:
Coretax Belum Terkoneksi dengan Seluruh Sistem Kementerian dan Bank

“Penyelenggara PMSE yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) [ketentuan pembuatan bukti pemungutan PPN dan penyetoran PPN] dikenai sanksi sebagaimana diatur dalam UU KUP,” bunyi Pasal 344 ayat (5) PMK 81/2024 .

Ketentuan pengenaan sanksi tersebut tidak sepenuhnya baru. Sebelumnya, ketentuan pengenaan sanksi apabila penyelenggara PMSE tidak menyetorkan PPN yang telah dipungut juga diatur dalam PMK 68/2022.

Namun, ketentuan pengenaan sanksi apabila penyelenggara PMSE tidak membuat bukti pemungutan PPN atas penyerahan aset kripto belum tercantum dalam PMK 68/2022. Selain itu, batas waktu pelaporan SPT Masa PPN terkait dengan penyerahan aset kripto juga dimundurkan.

Baca Juga:
Dinyatakan Lulus Seleksi PPPK, WP Berbondong-bondong Daftar NPWP

Berdasarkan PMK 81/2024, penyelenggara PMSE wajib melaporkan PPN yang telah dipungut dan disetor menggunakan SPT Masa PPN. SPT Masa PPN tersebut wajib dilaporkan maksimal akhir bulan berikutnya setelah masa pajak dilakukannya pemungutan PPN atas penyerahan aset kripto.

Pada aturan sebelumnya, yaitu PMK 68/2022, penyelenggara PMSE wajib melaporkan PPN yang telah dipungut dan disetor menggunakan SPT Masa PPN 1107 PUT bagi pihak lain. SPT Masa PPN 1107 PUT tersebut wajib dilaporkan maksimal 20 hari setelah akhir masa pajak.

Dengan demikian, PMK 81/2024 mengubah jenis formulir SPT Masa PPN serta batas waktu pelaporan SPT Masa PPN terkait dengan penyerahan aset kripto. Sama seperti ketentuan terdahulu, penyelenggara PMSE yang tidak melaporkan PPN yang telah dipungut akan dikenai sanksi.

Baca Juga:
Aturan Pembetulan Hingga Pembatalan Bidang Pajak, Download di Sini!

Sebagai informasi, penyelenggara PMSE dalam konteks ini adalah penyelenggara yang melakukan kegiatan pelayanan untuk memfasilitasi transaksi aset kripto yang paling sedikit berupa kegiatan pelayanan:

  • jual beli aset kripto menggunakan mata uang fiat;
  • tukar-menukar aset kripto dengan aset kripto lainnya (swap); dan/atau
  • dompet elektronik (e-wallet) meliputi deposit, penarikan dana (withdrawal), pemindahan (transfer) aset kripto ke akun pihak lain, dan penyediaan dan/atau pengelolaan media penyimpanan aset kripto.

Ketentuan PPN atas aset kripto sebelumnya telah diatur dalam PMK 68/2022. Namun, berlakunya PMK 81/2024 akan mencabut PMK 68/2022. Adapun PMK 81/2024 baru akan berlaku mulai 1 Januari 2025. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 21 Januari 2025 | 20:07 WIB CORETAX SYSTEM

Perbaiki Bug, Pihak Vendor Coretax Masih Ngebut Kerja di DJP

Selasa, 21 Januari 2025 | 20:00 WIB CORETAX DJP

Coretax Belum Terkoneksi dengan Seluruh Sistem Kementerian dan Bank

Selasa, 21 Januari 2025 | 19:30 WIB KP2KP PADANG ARO

Dinyatakan Lulus Seleksi PPPK, WP Berbondong-bondong Daftar NPWP

Selasa, 21 Januari 2025 | 18:00 WIB PMK 118/2024

Aturan Pembetulan Hingga Pembatalan Bidang Pajak, Download di Sini!

BERITA PILIHAN
Selasa, 21 Januari 2025 | 20:07 WIB CORETAX SYSTEM

Perbaiki Bug, Pihak Vendor Coretax Masih Ngebut Kerja di DJP

Selasa, 21 Januari 2025 | 20:00 WIB CORETAX DJP

Coretax Belum Terkoneksi dengan Seluruh Sistem Kementerian dan Bank

Selasa, 21 Januari 2025 | 19:30 WIB KP2KP PADANG ARO

Dinyatakan Lulus Seleksi PPPK, WP Berbondong-bondong Daftar NPWP

Selasa, 21 Januari 2025 | 18:00 WIB PMK 118/2024

Aturan Pembetulan Hingga Pembatalan Bidang Pajak, Download di Sini!

Selasa, 21 Januari 2025 | 17:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN DAN CUKAI

Aturan Pembukuan dan Audit Bea Cukai Diganti, Pengawasan Dioptimalkan

Selasa, 21 Januari 2025 | 17:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Tahukah Kamu? Rumah Ibadah dan Panti Jompo Tak Kena PBJT Atas Listrik

Selasa, 21 Januari 2025 | 15:39 WIB CORETAX SYSTEM

Banyak Perbaikan, DJP Klaim Coretax Kini Sudah Berjalan Lebih Mulus

Selasa, 21 Januari 2025 | 15:00 WIB PENG-9/PJ.09/2025

DJP Rilis Pengumuman soal Pelaporan SPT Tahunan, Ada 4 Poin Penting

Selasa, 21 Januari 2025 | 14:00 WIB AMERIKA SERIKAT

Baru Dilantik, Presiden Trump Langsung Setop Rekrutmen Pegawai Pajak