Manager of DDTC Consulting Riyhan Juli Asyir saat menjadi pembicara dalam acara Exclusive Seminar: Strategi Menghadapi P2DK dan Pemeriksaan termasuk Bukti Permulaan di Era Coretax Administration System pada hari ini, Kamis (23/1/2025) di Menara DDTC.
JAKARTA, DDTCNews - DDTC Academy menggelar acara Exclusive Seminar: Strategi Menghadapi P2DK dan Pemeriksaan termasuk Bukti Permulaan di Era Coretax Administration System pada hari ini, Kamis (23/1/2025) di Menara DDTC.
Diikuti peserta dari berbagai perusahaan, perguruan tinggi, dan kantor konsultan, acara ini menghadirkan 3 profesional DDTC sebagai pembicara. Ketiganya adalah Manager of DDTC Consulting Riyhan Juli Asyir, Assistant Manager of DDTC Consulting Ismi Ulya Mardhiyahti, serta Specialist of DDTC Consulting Shyfa Ayu Aqilla.
Ada 4 topik utama yang diulas. Pertama, permintaan penjelasan atas data dan/atau keterangan (P2DK). Kedua, pemeriksaan pajak. Ketiga, pemeriksaan bukti permulaan (bukper). Keempat, ketentuan administrasi P2DK, pemeriksaan, dan pemeriksaan bukper di era coretax administration system (CTAS).
Seperti diketahui, P2DK berisiko ditindaklanjuti dengan pengusulan pemeriksaan ataupun pemeriksaan bukper. Alhasil, ada risiko menjadi lebih panjangnya prosedur yang harus dijalani wajib pajak. Terlebih, CTAS juga disebut-sebut akan mampu merekam seluruh data transaksi dan data interaksi wajib pajak.
Oleh karena itu, wajib pajak perlu untuk memahami legal framework P2DK agar tidak berujung pada pemeriksaan atau pemeriksaan bukper. Dalam konteks ini, perlu juga untuk melihat aspek-aspek krusial dalam penyusunan tanggapan atas Surat P2DK (SP2DK).
Jika ternyata sudah masuk ke tahap pemeriksaan dan pemeriksaan bukper (penegakan hukum), wajib pajak perlu memahami prosesnya dengan baik. Hal ini krusial sehingga wajib pajak, termasuk perusahaan, dapat menghadapi pemeriksaan dan pemeriksaan bukper dengan tepat.
Saat memaparkan materi, pembicara juga berbagi pengalaman praktis tentang P2DK, pemeriksaan, dan pemeriksaan bukper. Dengan demikian, peserta juga mendapatkan pemahaman tidak hanya dari sisi ketentuan, tetapi juga praktik di lapangan.
Pembicara juga berbagi pengetahuan praktik beberapa aspek pajak di berbagai negara. Terlebih, DDTC secara rutin mengirimkan profesionalnya pada pelatihan hingga pendidikan formal di luar negeri. DDTC juga memiliki DDTC Library telah memiliki koleksi lebih dari 2.700 buku.
Selain materi seminar, para peserta juga mendapatkan buku Susunan Dalam Satu Naskah (SDSN): UU KUP, UU PPh, dan UU PPN Berdasarkan UU No. 6 Tahun 2023 yang telah diterbitkan DDTC. Seperti diketahui, hingga saat ini, DDTC telah menerbitkan 33 buku perpajakan.
Selain exclusive seminar pada hari ini, DDTC Academy juga akan menggelar berbagai pelatihan perpajakan regular. Sebagai gambaran, publik dapat melihatnya pada program dan jadwal 2025 DDTC Academy melalui tautan berikut https://bagi.to/jadwalddtcacademy2025.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.