KOLOMBIA

Salah Strategi Komunikasi, Reformasi Pajak Terpaksa Ditunda

Muhamad Wildan | Senin, 17 Mei 2021 | 14:30 WIB
Salah Strategi Komunikasi, Reformasi Pajak Terpaksa Ditunda

Ilustrasi.

BOGOTA, DDTCNews – Wakil Presiden Kolombia Marta Lucia Ramirez mengakui pemerintah telah gagal dalam mengomunikasikan proposal reformasi pajak sehingga memicu aksi demonstrasi besar-besaran di Kolombia.

"Reformasi pajak ini sesungguhnya adalah kesempatan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin. Sayangnya rancangan aturan tersebut tidak dikomunikasikan dengan baik," katanya dikutip pada Senin (17/5/2021).

Ramirez menjelaskan proposal reformasi pajak yang tengah disusun pemerintah sesungguhnya untuk mendanai bantuan sosial dari pemerintah. Namun, strategi komunikasi yang salah membuat rencana tersebut justru merembet ke isu-isu lain.

Baca Juga:
PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Pada rancangan peraturan bernama Sustainable Solidarity Law tersebut, pemerintah berencana untuk menghapuskan beberapa pengecualian dalam ketentuan PPN. Selakin itu, cakupan PPN juga akan diperluas seperti listrik, air bersih, dan gas.

Pada saat bersamaan, pemerintah juga akan memberikan fasilitas restitusi PPN kepada rumah tangga berpenghasilan rendah. Namun, rancangan beleid tersebut pada akhirnya ditarik karena adanya demonstrasi besar-besaran.

Meski proposal telah dicabut, demonstran justru menyuarakan isu-isu lain seperti akses pendidikan dan pekerjaan yang minim hingga angka kemiskinan dan ketimpangan. "Demonstran memanfaatkan kesempatan ini untuk melawan pemerintah," ujar Ramirez seperti dilansir cbsnews.com.

Berdasarkan catatan ombudsman per 12 Mei 2021, setidaknya ada 42 demonstran yang meninggal dan 168 orang hilang terhitung sejak dimulainya protes pada 28 April 2021.

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Anggota DPR Ini Minta Prabowo Kaji Ulang Kenaikan PPN Jadi 12 Persen

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN