PRESIDENSI G20 INDONESIA

Presidensi G20 Indonesia, Sri Mulyani: Isu Pajak Jadi Menu Utama

Dian Kurniati | Selasa, 14 September 2021 | 21:07 WIB
Presidensi G20 Indonesia, Sri Mulyani: Isu Pajak Jadi Menu Utama

Menteri Keuangan Sri Mulyani. (tangkapan layar)

JAKARTA, DDTCNews - Isu perpajakan internasional akan menjadi salah satu menu utama dalam agenda prioritas jalur keuangan (finance track) saat Indonesia menjadi Presidensi G-20 pada 2022.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pertemuan Presidensi G-20 Indonesia akan membahas kemajuan dan pelaksanaan global taxation principles. Menurutnya, agenda pembahasan mengenai perpajakan internasional tidak hanya penting bagi Indonesia, tetapi juga seluruh negara di dunia.

"Ini merupakan salah satu menu prioritas yang penting bagi Indonesia yang sekarang sedang melakukan reformasi perpajakan, dan ini juga merupakan policy yang sangat penting dan prioritas dalam pertemuan G-20," katanya melalui konferensi video, Selasa (14/9/2021).

Baca Juga:
Negara Ini Bakal Pangkas Tarif Bea Masuk Minuman Beralkohol

Sri Mulyani mengatakan terdapat 5 topik dalam agenda pembahasan perpajakan internasional. Topik tersebut meliputi insentif pajak, pajak dan digitalisasi, serta praktik penghindaran pajak dan transparansi pajak.

Selain itu, topik lain yang juga dibahas yakni pajak dan pembangunan serta kepastian pajak. Menurutnya, pemilihan fokus pembahasan tersebut mempertimbangkan sejumlah isu global terkini.

Sri Mulyani berharap ada progres yang dicapai dalam pembahasan mengenai perpajakan internasional melalui agenda tersebut. Harapannya, hasil pembahasan nanti mendukung reformasi perpajakan di Indonesia dan negara-negara lain di dunia.

Baca Juga:
Ramai Lapor ke Otoritas, WP di Negara Ini Muak dengan Tax Evasion

"Indonesia akan terus menjaga kepentingan kita dan juga kepentingan negara-negara berkembang agar dalam melihat perkembangan dunia, termasuk dengan adanya digital teknologi ini kita tidak dirugikan tapi dapat manfaat yang maksimal, baik di bidang ekonomi maupun perpajakan," ujarnya.

Sepanjang sejarah pertemuan G-20, Sri Mulyani menyebut ada banyak kemajuan yang tercapai dalam pembahasan mengenai perpajakan global. Pembahasan itu utamanya menyangkut persoalan negara-negara di dunia yang saling bersaing sehingga menimbulkan praktik yang merugikan basis pajak.

Pada pertemuan G-20 pula, imbuh menkeu, akhirnya dibuat inisiatif agar semua negara bisa menjalankan suatu koordinasi yang bisa melindungi basis pajak bagi perekonomian. G-20 kemudian menunjuk OECD untuk membuat prinsip-prinsip yang bisa diterima dan dilakukan oleh semua negara, terutama anggota G-20. Langkah ini pun akhirnya diikuti negara-negara lainnya.

Baca Juga:
Langganan Platform Streaming Musik, Kena PPN atau Pajak Hiburan?

Forum G-20 juga berhasil melahirkan sistem Automatic exchange of Information atau pertukaran data secara otomatis untuk keperluan perpajakan. Terakhir, dalam pertemuan Presidensi Italia, anggota G-20 semakin dalam membahas mengenai pajak untuk sektor digital.

"Di mana transaksinya bersifat cross border atau melewati batas suatu negara atau perekonomian, dan tentu dari sisi hak pajaknya menimbulkan komplikasi," imbuhnya. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Minggu, 20 Oktober 2024 | 14:00 WIB HONG KONG

Negara Ini Bakal Pangkas Tarif Bea Masuk Minuman Beralkohol

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN