PRESIDENSI G20 INDONESIA

Presidensi G20, Indonesia Berpeluang Tentukan Kebijakan Ekonomi Global

Dian Kurniati | Rabu, 15 September 2021 | 09:30 WIB
Presidensi G20, Indonesia Berpeluang Tentukan Kebijakan Ekonomi Global

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. (tangkapan layar)

JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah menyebut ada sejumlah keuntungan yang akan diperoleh Indonesia ketika menjadi Presidensi G20 pada 2022 mendatang.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan keuntungan utama yang didapat adalah terbukanya peluang Indonesia untuk ikut menentukan arah kebijakan pemulihan ekonomi dari pandemi Covid-19. Apalagi tema Presidensi G20 2022 adalah 'Recover Together, Recover Stronger'.

"Dengan menjadi Presidensi G20, Indonesia memiliki kesempatan secara strategis untuk ikut menentukan arah desain kebijakan pemulihan ekonomi global, terutama pada masa pascapandemi Covid-19 ini," katanya melalui konferensi video, Selasa (14/9/2021).

Baca Juga:
Negara Ini Bakal Pangkas Tarif Bea Masuk Minuman Beralkohol

Airlangga mengatakan Presidensi Indonesia akan dimulai setelah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Roma, Italia pada 30-31 Oktober 2021. Pada pertemuan tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menerima tongkat estafet Presidensi G20 dari Perdana Menteri Italia Mario Draghi.

Sepanjang masa Presidensi G20 Indonesia pada 1 Desember 2021-30 November 2022 mendatang, terdapat 150 pertemuan side event yang dipersiapkan. Rangkaian acara tersebut antara lain berupa working group, pertemuan tingkat sherpa, pertemuan tingkat deputi, pertemuan tingkat pertemuan tingkat engagement group, hingga KTT yang diikuti seluruh kepala negara dan pemerintahan.

Delegasi acara diperkirakan mencapai 500 hingga 5.800 orang untuk setiap kegiatan sepanjang tahun. Acara pun diadakan secara hybrid dengan mempertimbangkan kondisi pengendalian Covid-19 dan secara fisik sesuai parameter-parameter yang berlaku.

Baca Juga:
Ramai Lapor ke Otoritas, WP di Negara Ini Muak dengan Tax Evasion

Airlangga menyebut ada 5 pilar prioritas dalam Presidensi G20 Indonesia 2022 yakni peningkatan produktivitas untuk pemulihan serta membangun ekonomi dunia yang tangguh pascapandemi. Selain itu, pilar lainnya yakni menjamin pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, menciptakan lingkungan kondusif dan kemitraan dengan pemangku kepentingan, serta kepemimpinan kolektif global untuk memperkuat solidaritas.

Dengan presidensi G20, dia menyebutkan, ada setidaknya 3 manfaat besar yang bisa diperoleh Indonesia, baik dari segi ekonomi, pembangunan sosial, maupun politik. Misalnya dari sisi ekonomi, manfaat langsungnya berupa peningkatan konsumsi domestik yang diperkirakan bisa capai Rp1,7 triliun.

Selain itu, akan ada penambahan produk domestik bruto (PDB) hingga Rp7,47 triliun dan pelibatan tenaga kerja sekitar 33.000 di berbagai sektor. Airlangga berharap dampak presidensi secara agregat terhadap perekonomian dapat mencapai 1,5 sampai 2 kali lipat dari efek acara IMF-World Bank Annual Meeting pada 2018 karena pertemuan G20 terdiri atas 150 agenda selama 1 tahun.

"Bagi Indonesia, ini menjadi momentum untuk menampilkan keberhasilan reformasi struktural yang antara lain dengan UU Cipta Kerja dan sovereign wealth fund, yang tentu akan mendorong confidence investor global untuk percepatan ekonomi dan mendorong kemitraan global yang saling menguntungkan," ujarnya. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Minggu, 20 Oktober 2024 | 14:00 WIB HONG KONG

Negara Ini Bakal Pangkas Tarif Bea Masuk Minuman Beralkohol

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN