PMK 112/2022

'NPWP' Trending di Twitter, DJP Rilis Infografis Soal Ketentuan NIK

Redaksi DDTCNews | Rabu, 20 Juli 2022 | 15:03 WIB
'NPWP' Trending di Twitter, DJP Rilis Infografis Soal Ketentuan NIK

Infografis tentang NIK-NPWP yang dirilis Ditjen Pajak di media sosial.

JAKARTA, DDTCNews - 'NPWP' (Nomor Pokok Wajib Pajak) mendadak bertengger di daftar pencarian paling populer Twitter pada Rabu (20/7/2022). Fenomena ini terjadi setelah penggunaan Nomor Induk Kependudukan (NIK) sebagai NPWP resmi diluncurkan pada puncak peringatan Hari Pajak, Selasa (19/7/2022) kemarin.

Berbarengan dengan itu, pemerintah juga menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 112/2022 yang mengatur detail teknis penggunaan NIK sebagai NPWP sesuai amanat UU 7/2022 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP).

"Terhitung sejak 1 Januari 2024 ... pihak lain yang menyelenggarakan layanan administrasi yang mencantumkan NPWP harus menggunakan NIK sebagai NPWP dan NPWP dengan format 16 digit dalam layanan dimaksud," bunyi Pasal 11 ayat (1) huruf c, dikutip pada Rabu (20/7/2022).

Baca Juga:
Rata-Rata Waktu Penyelesaian Pengaduan Perpajakan di DJP Capai 9 Hari

Ada beberapa poin penting yang dicantumkan dalam infografis terbitan DJP ini. DJP menekankan bahwa kebijakan yang sudah berlaku sejak 14 Juli 2022 ini membuat NPWP nantinya akan menggunakan format baru:

  • NIK sebagai NPWP, bagi wajib pajak orang pribadi.
  • 16 digit angka NPWP (NPWP lama ditambah angka nol di depan), bagi wajib pajak selain orang pribadi.
  • Nomor Identitas Tempat Kegiatan Usaha, bagi wajib pajak cabang.

"NPWP format lama masih dapat digunakan sampai dengan 31 Desember 2023, karena belum seluruh layanan administrasi dapat mengakomodasi NPWP dengan format baru," tulis DJP dalam keterangannya.

Secara resmi, penggunaan NIK dan NPWP 16 digit bakal diimplementasikan secara penuh dan menggantikan NPWP 15 digit pada 1 Januari 2024. Artinya, mulai 1 Januari 2024 seluruh layanan administrasi perpajakan dan layanan lain yang membutuhkan NPWP, akan menggunakan NPWP dengan format baru.

Baca Juga:
Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Lantas bagaimana skema pendaftaran wajib pajak baru?

  • Bagi wajib pajak orang pribadi, NIK diaktivasi sebagai NPWP. Di samping itu, WP orang pribadi juga tetap diberikan NPWP dengan format 15 digit, hanya sampai dengan 31 Desember 2023.
  • Bagi wajib pajak selain orang pribadi, diberikan NPWP dengan format 16 digit (NPWP lama ditambah angka nol di depan).
  • Bagi wajib pajak cabang, dibeerikan Nomor Identitas Tempat Kegiatan usaha, dan tetap diberikan NPWP dengan format 15 digit, hanya sampai dengan 31 Desember 2023.

Kemudian perlu diketahui bahwa terhadap NPWP yang dimiliki oleh wajib pajak orang pribadi yang sudah lama terdaftar, akan ada 2 status NIK, yakni valid dan belum valid. Status valid berlaku bagi NIK yang sudah bisa berfungsi sebagai NPWP. Sementara status belum valid artinya NIK belum bisa berfungsi sebagai NPWP sesuai hasil pemadanan dengan data kependudukan.

"Akan dilakukan permintaan klarifikasi oleh DJP bagi NIK yang belum valid melalui DJP Online, email, kring pajak, dan/atau saluran lain," tulis DJP.

Terakhir, untuk NPWP lama yang dimiliki wajib pajak selain orang pribadi akan ditambahkan angka nol di depan NPWP lama. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 27 Desember 2024 | 15:30 WIB LAPORAN TAHUNAN DJP 2023

Rata-Rata Waktu Penyelesaian Pengaduan Perpajakan di DJP Capai 9 Hari

Jumat, 27 Desember 2024 | 09:07 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Coretax Diterapkan 1 Januari 2025, PKP Perlu Ajukan Sertel Baru

Kamis, 26 Desember 2024 | 13:30 WIB CORETAX SYSTEM

Jelang Coretax Diterapkan, PKP Bakal Perlu Bikin Sertel Baru

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

BERITA PILIHAN
Jumat, 27 Desember 2024 | 17:00 WIB KILAS BALIK 2024

April 2024: WP Terpilih Ikut Uji Coba Coretax, Bonus Pegawai Kena TER

Jumat, 27 Desember 2024 | 16:45 WIB KEBIJAKAN MONETER

2025, BI Beli SBN di Pasar Sekunder dan Debt Switch dengan Pemerintah

Jumat, 27 Desember 2024 | 16:30 WIB KABUPATEN KUDUS

Ditopang Pajak Penerangan Jalan dan PBB-P2, Pajak Daerah Tembus Target

Jumat, 27 Desember 2024 | 16:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Harga Tiket Turun, Jumlah Penumpang Pesawat Naik 2,6 Persen

Jumat, 27 Desember 2024 | 15:30 WIB LAPORAN TAHUNAN DJP 2023

Rata-Rata Waktu Penyelesaian Pengaduan Perpajakan di DJP Capai 9 Hari

Jumat, 27 Desember 2024 | 15:15 WIB KONSULTASI PAJAK

Pedagang Gunakan QRIS untuk Pembayaran, Konsumen Bayar PPN 12 Persen?

Jumat, 27 Desember 2024 | 15:00 WIB KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu Pembukuan dalam bidang Kepabeanan?

Jumat, 27 Desember 2024 | 14:30 WIB RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI

Sengketa Yuridis Pengenaan PPN atas Jasa Kecantikan

Jumat, 27 Desember 2024 | 14:00 WIB KELAS PPN

Konsep PPN, Deviasi, dan Isu Kenaikan PPN 12%

Jumat, 27 Desember 2024 | 13:30 WIB UU HKPD

Berlaku Mulai 5 Januari 2025, Begini Penghitungan Opsen Pajak