PMK 112/2022

Nasib NPWP Suami-Istri Digabung, Cukup Pakai NIK Suami yang Divalidasi

Redaksi DDTCNews | Kamis, 21 Juli 2022 | 17:30 WIB
Nasib NPWP Suami-Istri Digabung, Cukup Pakai NIK Suami yang Divalidasi

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews - Suami-istri yang selama ini menjalankan hak dan kewajiban perpajakan dengan cara digabung tidak perlu risau dengan kebijakan penggunaan Nomor Induk Kependudukan (NIK) sebagai Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Jika selama ini istri menggunakan NPWP suami, ke depannya NIK milik suami saja yang perlu diaktivasi sebagai NPWP.

Artinya, pihak istri juga tidak perlu melakukan validasi atas NIK-nya menjadi NPWP. Perlu diingat, suami dan istri merupakan satu kesatuan ekonomis.

"Seharusnya nanti NPWP istri yang digabung dengan NPWP suami dapat menggunakan NIK suami yang telah divalidasi, mengingat suami istri satu kesatuan ekonomis dan istri bisa menggunakan NPWP suami," cuit Ditjen Pajak (DJP) melalui akun @kring_pajak saat menjawab pertanyaan wajib pajak, Kamis (21/7/2022).

Baca Juga:
Rata-Rata Waktu Penyelesaian Pengaduan Perpajakan di DJP Capai 9 Hari

Penjelasan DJP di atas menjawab pertanyaan netizen yang bingung dengan nasib status perpajakan seorang istri pascapemberlakuan integrasi NIK-NPWP. Kendati begitu, DJP menambahkan bahwa teknis aturan tentang validasi NIK masih dirampungkan saat ini.

"Mohon menunggu terkait aturan pelaksanaannya," ujar otoritas lagi.

Seperti diketahui, pemerintah resmi memberlakukan integrasi NIK sebagai NPWP dengan menerbitkan PMK 112/2022. Mulai 14 Juli 2022, format NPWP yang berlaku terbagi menjadi 3.

Baca Juga:
Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Pertama, NIK sebagai NPWP bagi wajib pajak orang pribadi. Kedua, NPWP 16 digit (NPWP lama ditambah angka nol di depan) bagi wajib pajak selain orang pribadi. Ketiga, Nomor Identitas Tempat Kegiatan Usaha bagi wajib pajak cabang.

"Sesuai Pasal 11 PMK 112/2022, NPWP 15 digit tetap dapat digunakan sampai dengan 31 Desember 2023 karena belum seluruh layanan administrasi dapat mengakomodasi NPWP dengan format baru," tulis DJP dalam keterangannya. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 27 Desember 2024 | 15:30 WIB LAPORAN TAHUNAN DJP 2023

Rata-Rata Waktu Penyelesaian Pengaduan Perpajakan di DJP Capai 9 Hari

Jumat, 27 Desember 2024 | 09:07 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Coretax Diterapkan 1 Januari 2025, PKP Perlu Ajukan Sertel Baru

Kamis, 26 Desember 2024 | 13:30 WIB CORETAX SYSTEM

Jelang Coretax Diterapkan, PKP Bakal Perlu Bikin Sertel Baru

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

BERITA PILIHAN
Jumat, 27 Desember 2024 | 16:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Harga Tiket Turun, Jumlah Penumpang Pesawat Naik 2,6 Persen

Jumat, 27 Desember 2024 | 15:30 WIB LAPORAN TAHUNAN DJP 2023

Rata-Rata Waktu Penyelesaian Pengaduan Perpajakan di DJP Capai 9 Hari

Jumat, 27 Desember 2024 | 15:15 WIB KONSULTASI PAJAK

Pedagang Gunakan QRIS untuk Pembayaran, Konsumen Bayar PPN 12 Persen?

Jumat, 27 Desember 2024 | 15:00 WIB KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu Pembukuan dalam bidang Kepabeanan?

Jumat, 27 Desember 2024 | 14:30 WIB RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI

Sengketa Yuridis Pengenaan PPN atas Jasa Kecantikan

Jumat, 27 Desember 2024 | 14:00 WIB KELAS PPN

Konsep PPN, Deviasi, dan Isu Kenaikan PPN 12%

Jumat, 27 Desember 2024 | 13:30 WIB UU HKPD

Berlaku Mulai 5 Januari 2025, Begini Penghitungan Opsen Pajak

Jumat, 27 Desember 2024 | 12:30 WIB LAPORAN BELANJA PERPAJAKAN

Masih Ada Fasilitas Kepabeanan Tak Dimanfaatkan, DJBC Beri Penjelasan

Jumat, 27 Desember 2024 | 12:00 WIB PMK 81/2024

Catat! Dokumen WP Badan Era Coretax Diteken Pakai Sertel Pengurus

Jumat, 27 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 168/2023

Penghitungan PPh 21 Pegawai Tidak Tetap untuk Masa Pajak Desember