ARAB SAUDI

Mulai Desember 2021, PKP Wajib Terbitkan Faktur Pajak Digital

Muhamad Wildan | Senin, 06 Desember 2021 | 12:00 WIB
Mulai Desember 2021, PKP Wajib Terbitkan Faktur Pajak Digital

Ilustrasi.

RIYADH, DDTCNews - Otoritas pajak Arab Saudi, Zakat, Tax, and Customs Authority (ZATCA), mulai mewajibkan pengusaha kena pajak (PKP) untuk menerbitkan faktur pajak secara digital melalui sistem e-invoicing bernama 'Fatoorah'.

Dengan diselenggarakannya sistem e-invoicing, PKP sudah tidak dapat menerbitkan faktur pajak berbentuk fisik.

"Pada fase pertama yang dimulai pada 4 Desember 2021, PKP harus membuat dan menyimpan faktur pajak secara digital melalui perangkat lunak yang sesuai dengan ketentuan," tulis ZATCA pada laman resminya, dikutip Senin (6/12/2021).

Baca Juga:
PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

PKP yang tidak menyelenggarakan penerbitan faktur pajak secara digital melalui Fatoorah akan dikenai denda senilai SAR5.000 atau kurang lebih Rp19,2 juta.

Tak hanya itu, faktur yang diterbitkan oleh PKP juga harus dilengkapi dengan QR code agar pembeli dapat mengecek keaslian faktur pajak yang diterbitkan oleh PKP.

PKP juga harus melaporkan masalah dalam penyelenggaraan faktur pajak digital kepada ZATCA. Bila hal ini tidak dilakukan, PKP bisa dikenai denda senilai SAR10.000 atau lebih tinggi.

Baca Juga:
Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Setelah fase pertama yang dimulai pada 4 Desember 2021, fase kedua implementasi Fatoorah akan dilaksanakan pada 1 Januari 2023. Pada fase kedua, ZATCA akan mengintegrasikan aplikasi pembuatan faktur pajak yang ada dengan sistem administrasi otoritas pajak.

Penerapan faktur pajak digital secara bertahap ini diharapkan dapat memberikan ruang bagi PKP untuk mengadministrasikan PPN secara baik dan benar.

Untuk diketahui, Arab Saudi mulai mengenakan PPN atas penyerahan barang dan jasa sejak Januari 2018 dengan tarif sebesar 5%. Pada Juli 2020, tarif PPN ditingkatkan menjadi 15% sebagai respons atas pandemi Covid-19 dan merosotnya harga minyak mentah. (sap)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN