PEREKONOMIAN GLOBAL

Jaga Ekspansi Ekonomi Global, Ini Seruan IMFC

Redaksi DDTCNews | Senin, 15 April 2019 | 12:50 WIB
Jaga Ekspansi Ekonomi Global, Ini Seruan IMFC

Chairman IMFC sekaligus Gubernur South African Reserve Bank Lesetja Kganyago (kanan) bersama Managing Director IMF Christine Lagarde saat konferensi pers hasil pertemuan ke-39 IMFC.(foto: IMF)

JAKARTA, DDTCNews – International Monetary and Financial Committee (IMFC) mendesak negara-negara untuk menjaga ekspansi ekonomi global. Pasalnya, prospek ekspansi global masih terus berlanjut tapi lebih lambat dari perkiraan sebelumnya.

Hal ini diserukan IMFC dalam Communiqué pertemuan ke-39 IMFC pekan lalu. Pertumbuhan ekonomi global tahun ini diproyeksi hanya mencapai 3,3%, lebih lambat dari tahun lalu 3,6%. Ada peluang penguatan pada 2020 hingga 3,6%, tapi risiko ke bawah masih tetap ada.

“Ini termasuk [karena faktor] ketegangan perdagangan, ketidakpastian kebijakan, risiko geopolitik, dan pengetatan tajam kondisi keuangan dengan ruang kebijakan yang terbatas, tingkat utang yang tinggi secara historis, serta kerentanan keuangan yang meningkat,” demikian isi penggalan Communiqué itu, seperti dikutip pada Senin (15/4/2019).

Baca Juga:
Konsumsi Kelas Menengah Stabil, Ekonomi Diprediksi Tumbuh di Atas 5%

Untuk melindungi ekspansi, IMFC berkomitmen untuk selalu memitigasi risiko dan meningkatkan ketahanan. Jika diperlukan, tindakan segera akan dilakukan untuk menopang pertumbuhan demi keuntungan seluruh dunia.

Dalam konteks ini, kebijakan fiskal harus membangun kembali penyangga, fleksibel dan ramah pertumbuhan. Kebijakan fiskal harus bisa dalam ‘chord’ yang tepat untuk memastikan keberlanjutan utang, mendukung permintaan sekaligus menghindari prosiklikalitas, dan melindungi tujuan sosial.

Sejalan dengan hal tersebut, kebijakan moneter harus memastika inflasi tetap pada jalurnya atau stabil di sekitar target. Keputusan bank sentral tetap perlu dikomunikasikan dengan baik dan bergantung pada data. IMFC akan memantau dan mengatasi kerentanan keuangan serta risiko yang muncul, termasuk dengan instrumen makroprudensial.

Baca Juga:
Tersisa 1% NPWP Belum Padan dengan NIK, DJP Instruksikan Ini ke WP

Menurut IMFC, fundamental yang kuat, kebijakan yang sehat, serta sistem moneter internasional yang tangguh sangat penting bagi stabilitas nilai tukar. Ini akan berkontribusi terhadap pertumbuhan dan investasi yang kuat dan berkelanjutan.

“Nilai tukar fleksibel, jika memungkinkan, dapat berfungsi sebagai peredam kejut,” demikian pernyataan IMFC dalam Communiquétersebut.

IMFC menyadari volatilitas berlebihan dalam nilai tukar dapat memiliki implikasi yang merugikan bagi stabilitas ekonomi dan keuangan. IMFC sepakat akan menahan diri dari langkah kompetisi devaluasi dan tidak menargetkan nilai tukar kami untuk tujuan kompetitif.

Baca Juga:
Kejar Pertumbuhan Ekonomi 8%, Rosan: Investasi Harus Ditingkatkan

IMFC menyepakati beberapa hal untuk memajukan reformasi keuangan dan struktural yang mampu meningkatkan potensi pertumbuhan dan lapangan kerja, meningkatkan ketahanan, dan mempromosikan inklusi.

Pertama, pentingnya implementasi dan finalisasi agenda reformasi sektor keuangan yang tepat waktu, penuh, dan konsisten sesegera mungkin. Selain itu, evaluasi berkelanjutan dari dampak reformasi juga sangat krusial.

“Kami juga akan membahas fragmentasi melalui kerja sama pengaturan dan pengawasan yang berkelanjutan, mengadaptasi regulasi terhadap perubahan struktural, dan menutup kesenjangan data,” imbuh IMFC.

Kedua, pentingnya governance yang kuat dengan memberantas korupsi. IMFC akan menerapkan kebijakan yang mendorong inovasi dan persaingan pasar yang adil. Mereka akan berupaya mengatasi tantangan pergeseran demografis dan memastikan pembagian secara luas atas keuntungan dari perubahan teknologi dan integrasi ekonomi. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Sabtu, 19 Oktober 2024 | 14:00 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Konsumsi Kelas Menengah Stabil, Ekonomi Diprediksi Tumbuh di Atas 5%

Rabu, 16 Oktober 2024 | 10:00 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Surplus Perdagangan Berlanjut, Sinyal Positif Ekonomi Kuartal III/2024

Senin, 14 Oktober 2024 | 08:37 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Tersisa 1% NPWP Belum Padan dengan NIK, DJP Instruksikan Ini ke WP

Minggu, 13 Oktober 2024 | 14:30 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Kejar Pertumbuhan Ekonomi 8%, Rosan: Investasi Harus Ditingkatkan

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN