PROYEKSI EKONOMI GLOBAL

IMF Koreksi Pertumbuhan Ekonomi Global 2020 Jadi -4,9%

Muhamad Wildan | Kamis, 25 Juni 2020 | 11:11 WIB
IMF Koreksi Pertumbuhan Ekonomi Global 2020 Jadi -4,9%

Ilustrasi. (IMF)

JAKARTA, DDTCNews—International Monetary Fund (IMF) memprediksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini akan terkontraksi hingga -4,9% atau lebih rendah dari prediksi sebelumnya sebesar -3%.

Prediksi IMF tersebut disampaikan melalui Laporan World Economic Outlook (WEO) edisi Juni 2020. Menurut IMF, perubahan proyeksi pertumbuhan ekonomi global itu disebabkan pandemi virus Corona atau Covid-19.

"Pandemi Covid-19 ternyata memiliki dampak yang lebih negatif kepada aktivitas ekonomi pada semester I/2020 dari yang diperkirakan," tulis laporan WEO IMF dikutip Kamis (25/6/2020).

Baca Juga:
Jelang Coretax Diterapkan, PKP Bakal Perlu Bikin Sertel Baru

IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di seluruh negara akan terkontraksi tahun ini atau di bawah 0%, kecuali China yang diprediksi tumbuh 1%. Adapun pertumbuhan ekonomi negara maju diprediksi bergerak negatif hingga 8%.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi untuk negara ASEAN seperti Indonesia, Singapura, Malaysia, Filipina dan Thailand akan terkontraksi menjadi -2%. Namun, pertumbuhan ekonomi akan berbalik arah pada 2021 dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 6,2%.

Di samping itu, IMF mengingatkan bahwa dampak pandemi yang memukul masyarakat berpenghasilan rendah ini berpotensi mengganggu upaya banyak negara dalam mengentaskan kemiskinan.

Baca Juga:
Januari 2024: Ketentuan Tarif Efektif PPh Pasal 21 Mulai Berlaku

Untuk itu, IMF menekankan pentingnya kerja sama multilateral untuk membantu negara yang menghadapi krisis kesehatan dan kurangnya pendanaan untuk mengatasi pandemi, baik berupa kerja sama pinjaman maupun relaksasi beban utang.

Para pembuat kebijakan juga diminta IMF melakukan tindakan cepat agar pandemi tidak terulang lagi di masa depan. Misal, dengan membangun rantai pasok global untuk alat kesehatan, pendanaan penelitian dan mendukung kesehatan masyarakat.

“Kerja sama multilateral yang kuat tetap penting di berbagai bidang dan bantuan likuiditas sangat dibutuhkan untuk negara-negara yang mengalami krisis kesehatan,” terang laporan IMF. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Kamis, 26 Desember 2024 | 13:30 WIB CORETAX SYSTEM

Jelang Coretax Diterapkan, PKP Bakal Perlu Bikin Sertel Baru

Kamis, 26 Desember 2024 | 10:30 WIB KILAS BALIK 2024

Januari 2024: Ketentuan Tarif Efektif PPh Pasal 21 Mulai Berlaku

BERITA PILIHAN
Kamis, 26 Desember 2024 | 14:30 WIB KPP PRATAMA BENGKULU SATU

Mobil Rp200 Juta Disita KPP, Bakal Dilelang Kalau Utang Tak Dilunasi

Kamis, 26 Desember 2024 | 14:00 WIB KILAS BALIK 2024

Februari 2024: Wajib Pajak Bereaksi karena Potongan PPh 21 Lebih Besar

Kamis, 26 Desember 2024 | 13:30 WIB CORETAX SYSTEM

Jelang Coretax Diterapkan, PKP Bakal Perlu Bikin Sertel Baru

Kamis, 26 Desember 2024 | 13:00 WIB PROVINSI JAWA TIMUR

Opsen Berlaku 2025, Pemprov Turunkan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan

Kamis, 26 Desember 2024 | 12:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

PKP Risiko Rendah Diterbitkan SKPKB, Kena Sanksi Kenaikan atau Bunga?

Kamis, 26 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK DAERAH

9 Jenis Pajak Daerah Terbaru yang Ditetapkan Pemkot Sibolga

Kamis, 26 Desember 2024 | 10:30 WIB KILAS BALIK 2024

Januari 2024: Ketentuan Tarif Efektif PPh Pasal 21 Mulai Berlaku

Kamis, 26 Desember 2024 | 10:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Kredit Investasi Padat Karya Diluncurkan, Plafonnya Capai Rp10 Miliar

Kamis, 26 Desember 2024 | 09:30 WIB PENGAWASAN BEA CUKAI

Libur Natal dan Tahun Baru, Bea Cukai Perketat Pengawasan di Perairan

Kamis, 26 Desember 2024 | 09:00 WIB CORETAX SYSTEM

Fitur Coretax yang Tersedia selama Praimplementasi Terbatas, Apa Saja?