Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji (kiri) memberikan instruksi tentang jaga jarak antar kursi saat meninjau kegiatan belajar tatap muka di SMAN 1 Pontianak, Kalbar, Kamis (3/9/2020). Sutarmidji meminta sekolah-sekolah untuk selalu berinovasi dalam penerapan protokol kesehatan guna membuat lingkungan belajar yang aman dan sehat bagi guru serta siswa. (ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang/nz)
PONTIANAK, DDTCNews— Gubernur Provinsi Kalimantan Barat Sutarmidji menegaskan akan menunda transfer dana bagi hasil pajak daerah bagi pemerintah kabupaten/kota yang tidak mengirimkan sampel hasil swab Covid-19.
Sutarmidji menekankan sangat serius dalam penanganan dan pencegahan Covid-19. Untuk itu, ia tak segan memberikan tindakan tegas pada pemerintah daerah kabupaten/kota yang tidak serius dalam penanganan Covid-19, seperti tak mengirimkan hasil sampel swab Covid-19
"Saya pastikan daerah yang tidak mengirim hasil swab, anggaran tidak ditransfer. Kepala daerah itu saya yang minta, bukan hanya jabatannya, tapi tanggung jawabnya yang lebih penting. Jangan gunakan anggaran Covid-19 ini untuk kepentingan politik," tegasnya, Rabu (30/9/2020).
Sebelumnya, Sutarmidji menargetkan setiap Kabupaten/Kota harus mengirim 200 sampel swab Covid-19 per minggunya. Namun, dia menyebut setidaknya ada tiga kabupaten di Kalimantan Barat yang belum mengirimkan hasil sampel swab Covid-19.
Sutarmidji menyatakan tidak main-main dengan imbauan yang dilontarkan. Dia menyebut benar-benar akan menunda dana transfer bagi hasil pajak daerah bagi pemerintah kabupaten/kota yang tidak patuh. Dia akan mengambil tindakan tegas lain seperti tidak memberikan fasilitas pembangunan.
"Saya tunda transfer bagi hasil pajak daerah, kemudian tidak menjadikan fasilitas pembangunan daerah. Coba saja kalau tidak percaya dengan yang saya ucapkan, akan saya lakukan. Ada tiga Sekadau, Melawi dan Kayong belum ada kirim sampel makanya zona hijau," bebernya.
Sutarmidji berujar selalu memantau perkembangan informasi kasus Covid-19 di Kalimantan Barat. Ia pun menunjukan histori percakapannya dengan Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Barat yang bisa mencapai ratusan pesan setiap harinya.
"Saya lihat datanya setiap hari bahkan perjam. Sembuh bukan berarti bersih dari virus, Makanya disuruh isolasi karena masih bisa menjangkiti orang lain," pungkasnya, seperti dilansir pontianak.tribunnews.com. (Bsi)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.