RUU PAJAK ATAS BARANG & JASA

Cash Receipt System akan Diterapkan untuk Transaksi Kontan

Muhamad Wildan | Minggu, 27 September 2020 | 08:01 WIB
Cash Receipt System akan Diterapkan untuk Transaksi Kontan

Pengunjung berbelanja di salah satu gerai di Kuningan City, Jakarta, Jumat (14/8/2020). Cash receipt system akan diterapkan pada pengusaha kena pajak yang transaksinya business-to-consumer apabila Rancangan Undang-Undang tentang Pajak atas Barang dan Jasa diterapkan. (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/nz)
 

JAKARTA, DDTCNews - Cash receipt system (CRS) akan diterapkan pada pengusaha kena pajak (PKP) yang transaksinya berorientasi business-to-consumer (B2C) apabila Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Pajak atas Barang dan Jasa diterapkan.

Direktur Teknologi Informasi dan Komunikasi Ditjen Pajak (DJP) Iwan Djuniardi mengatakan CRS akan diterapkan terutama pada usaha yang transaksinya masih secara tunai.

"Itu adalah sistem online yang ditempatkan pada merchant-merchant terutama yang transaksinya masih cash, makanya disebut CRS," ujar Iwan di Jakarta, Rabu (23/9/2020).

Baca Juga:
DJP Laporkan Pertukaran Data dengan Negara Lain melalui AEOI di 2022

PKP yang transaksinya cenderung business-to-business (B2B) tidak didorong untuk menerapkan CRS. Menurut Iwan, transaksi antarpelaku bisnis sudah terakomodasi melalui e-faktur.

Perangkat yang nantinya digunakan pengusaha kena pajak (PKP) untuk mengadopsi CRS pun bermacam-macam, mulai dari tapping box yang sering digunakan pemerintah daerah untuk merekam transaksi untuk kepentingan pajak hotel dan restoran, electronic data capture, hingga smartphone.

Dalam penerapan baik dari sisi regulasi maupun teknologi, Iwan menerangkan DJP masih melakukan benchmarking dengan negara-negara lain yang telah menerapkan CRS.

Baca Juga:
Lewat AEOI, Ditjen Pajak Sudah Pertukarkan Data Ini dengan Negara Lain

Iwan mencontohkan terdapat negara yang menerapkan CRS yang hanya memanfaatkan teknologi tersebut hanya untuk memantau transaksi antara PKP dan konsumen akhir. Terdapat pula negara yang langsung merekam dan memungut PPN melalui CRS.

Di China, sambungnya, penerapan CRS di negara tersebut bahkan didukung oleh sistem PPN prepaid di mana PKP menyetorkan PPN terlebih dahulu di awal dan memungut PPN dari konsumen atas setiap transaksi.

Direktur Peraturan Perpajakan I DJP Arif Yanuar sebelumnya mengatakan CRS mampu merekam transaksi secara otomatis sehingga dapat diketahui pasti berapa PPN yang harus dipungut dan disetor PKP. Teknologi ini diharapkan mampu memaksimalkan penerimaan PPN.

Baca Juga:
DJP Pertukarkan Data Ini Secara Otomatis dengan Puluhan Negara

Dalam Rencana Strategis (Renstra) DJP Tahun 2020-2024, DJP berencana menyusun dua rancangan peraturan menteri keuangan (RPMK) untuk mendukung implementasi CRS apabila RUU Pajak atas Barang dan Jasa diterapkan.

RPMK yang dimaksud antara lain RPMK tentang Bentuk dan Tata Cara Pembuatan CRS serta RPMK tentang Bentuk Insentif dan Tata Cara Pemberian Insentif dalam rangka CRS.

Ide mengenai CRS sendiri bukanlah hal baru yang digulirkan oleh Kementerian Keuangan. Pada 2017, Kartu Kartin1 yang diluncurkan DJP juga dilengkapi oleh CRS.

Setiap orang yang berbelanja di toko ritel menggunakan Kartu Kartin1 bakal langsung terekam setoran PPN-nya dan masuk ke dalam sistem data DJP. (Bsi)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Kamis, 14 Desember 2023 | 16:33 WIB LAPORAN TAHUNAN DJP 2022

DJP Laporkan Pertukaran Data dengan Negara Lain melalui AEOI di 2022

Jumat, 11 November 2022 | 18:24 WIB LAPORAN TAHUNAN DJP

Lewat AEOI, Ditjen Pajak Sudah Pertukarkan Data Ini dengan Negara Lain

Kamis, 21 Oktober 2021 | 10:42 WIB LAPORAN TAHUNAN DJP

DJP Pertukarkan Data Ini Secara Otomatis dengan Puluhan Negara

Rabu, 30 Juni 2021 | 19:08 WIB PERTUKARAN INFORMASI

OECD Susun Standar Pertukaran Informasi Transaksi Cryptocurrency

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN