Ilustrasi gedung BPS.
JAKARTA, DDTCNews – Industri pengolahan masih belum mengalami pertumbuhan signifikan. Hal ini menjadi salah satu penyebab belum tingginya nilai ekspor pada awal tahun sehingga neraca perdagangan kembali defisit pada Januari 2019.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan belum terakselerasinya industri pengolahan lebih dipengaruhi faktor konsolidasi pada awal tahun. Peningkatan sektor ini diharapkan dapat bergerak cepat setelah kuartal I/2019.
“Penurunan sektor industri pengolahan, kalau saya lihat ini baru awal tahun, jadi belum panas lah. Namum, kita berharap dari pertumbuhan industri pengolahan dari tahun lalu lumayan bagus,” katanya dalam konferensi pers, Jumat (15/2/2019).
Data BPS mencatat ekspor nonmigas pada Januari 2019 sebesar US$12, 6 miliar. Angka ini naik tipis dari capaian pada Desember 2018 yang mencatat ekspor senilai US$12,5 miliar.
Apabila dibandingkan dengan data Januari 2017 maka kinerja ekspor nonmigas nasional justru tercatat mengalami penurunan. Pada periode yang sama tahun lalu, ekspor nonmigas mampu tembus di angka US$13,2 miliar.
Suhariyanto menyebutkan sektor ini memainkan peran kunci dalam menentukan wajah ekspor nasional. Pasalnya, sebagaian besar dari kegiatan ekspor bersumber dari sektor nonmigas alias industri pengolahan.
Pemerintah, menurutnya, perlu menjaga momentum pertumbuhan positif di beberapa subsektor industri seperti kulit dan tekstil. Pada saat yang bersamaan, pemerintah tetap perlu membenahi sektor yang belum menunjukan kinerja positif seperti industri mesin/pesawat mekanik.
"Sektor kulit alas kaki dan tekstil cukup bagus. Kebijakan pemerintah sudah diarahkan untuk meningkatkan ekspor ke depannya," ungkapnya.
Seperti diketahui, kinerja neraca perdagangan di awal 2019 mencatat defisit sebesar US$1,16 miliar. Defisit tersebut jauh lebih dalam dibandingkan dengan capaian pada Januari 2018 yang mencatatkan defisit senilai US$0,76 miliar. (kaw)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.