PEREKONOMIAN INDONESIA

Inflasi November 2024 Sebesar 1,55%, Masih Didorong Rokok dan Beras

Dian Kurniati | Senin, 02 Desember 2024 | 11:31 WIB
Inflasi November 2024 Sebesar 1,55%, Masih Didorong Rokok dan Beras

Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dengan paparannya dalam keterangan pers, Senin (2/12/2024).

JAKARTA, DDTCNews - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada November 2024 secara tahunan sebesar 1,55%.

Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan tingkat inflasi tersebut lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 1,71%. Menurutnya, makanan, minuman, dan tembakau masih menjadi kelompok pengeluaran dengan andil terbesar untuk inflasi tahunan pada November 2024.

"Komoditas dengan andil inflasi terbesar pada kelompok ini adalah sigaret kretek mesin dengan andil sebesar 0,13%, serta beras dan bawang merah masing-masing memberikan andil sebesar 0,11%," katanya, Senin (2/12/2024).

Baca Juga:
Realisasi Pajak Rokok di Sumsel Tak Capai Target, Ini Penyebabnya

Amalia mengatakan inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau tercatat sebesar 1,68% dan memberikan andil sebesar 0,48% terhadap inflasi umum. Komoditas yang juga memberikan andil inflasi besar pada kelompok ini adalah kopi bubuk, minyak goreng, tomat, bawang putih, dan daging ayam ras.

Kemudian, komoditas lain di luar kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang turut memberikan andil inflasi cukup signifikan antara lain emas perhiasan dan nasi dengan lauk, dengan andil inflasi masing-masing 0,36% dan 0,06%.

Berdasarkan komponennya, dia menjelaskan komponen inti pada November 2024 mengalami inflasi sebesar 2,26% dengan andil terhadap inflasi mencapai 1,44%. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi di antaranya emas perhiasan, kopi bubuk, minyak goreng, nasi dengan lauk, dan sewa rumah.

Baca Juga:
Bea Cukai Gerebek Gudang di Jepara, Ternyata Jadi Pabrik Rokok Ilegal

Setelahnya, komponen harga diatur pemerintah mengalami inflasi 0,82%, dengan andil yaitu 0,16%. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi pada komponen ini yakni sigaret kretek mesin, sigaret kretek tangan, dan sigaret putih mesin.

Adapun komponen harga bergejolak, terjadi deflasi sebesar 0,32% dengan andil deflasi 0,05%. Komoditas yang dominan memberikan andil deflasi adalah cabai merah dan cabai rawit.

Dia menyebut seluruh provinsi di Indonesia tercatat mengalami inflasi pada November 2024. Inflasi tertinggi terjadi di Papua Tengah sebesar 4,35% dan inflasi terendah di Kepulauan Bangka Belitung sebesar 0,22%.

Baca Juga:
Tarif Cukai Rokok Tak Naik, Begini Strategi DJBC Kejar Target 2025

Amalia menambahkan secara bulanan pada November 2024 terjadi inflasi sebesar 0,3%, dan inflasi tahun kalender 1,12%.

"Inflasi bulanan pada November 2024 ini lebih tinggi dibandingkan Oktober 2024, tetapi masih lebih rendah jika kita bandingkan dengan November 2023," ujarnya.

Kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar pada November 2024 secara bulanan adalah makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 0,78% dan memberikan andil inflasi sebesar 0,22%. Komoditas yang mendorong inflasi pada kelompok ini adalah bawang merah dan tomat, yang masing-masing memberikan andil inflasi sebesar 0,1%.

Sementara itu, terdapat komoditas lain yang juga memberikan andil inflasi antara lain emas perhiasan, daging ayam ras, minyak goreng, bawang putih, ikan segar, sigaret kretek mesin, tarif angkutan udara, dan kopi bubuk. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 24 Desember 2024 | 16:30 WIB PROVINSI SUMATERA SELATAN

Realisasi Pajak Rokok di Sumsel Tak Capai Target, Ini Penyebabnya

Sabtu, 21 Desember 2024 | 07:30 WIB BEA CUKAI KUDUS

Bea Cukai Gerebek Gudang di Jepara, Ternyata Jadi Pabrik Rokok Ilegal

Kamis, 19 Desember 2024 | 14:00 WIB KEBIJAKAN CUKAI

Tarif Cukai Rokok Tak Naik, Begini Strategi DJBC Kejar Target 2025

Kamis, 19 Desember 2024 | 09:43 WIB KEBIJAKAN MONETER

BI Ungkap Dampak Tarif PPN 12 Persen Terhadap Inflasi ‘Tidak Besar’

BERITA PILIHAN
Selasa, 24 Desember 2024 | 21:30 WIB CORETAX SYSTEM

Simak! Keterangan Resmi DJP Soal Tahapan Praimplementasi Coretax

Selasa, 24 Desember 2024 | 19:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Sempat Menolak, PDIP Kini Berbalik Dukung PPN 12 Persen

Selasa, 24 Desember 2024 | 18:00 WIB KANWIL DJP JAKARTA BARAT

Hingga November, Kanwil DJP Jakbar Kumpulkan Pajak Rp57,67 Triliun

Selasa, 24 Desember 2024 | 17:27 WIB CORETAX SYSTEM

WP Bisa Akses Aplikasi Coretax Mulai Hari Ini, Fiturnya Masih Terbatas

Selasa, 24 Desember 2024 | 17:00 WIB PMK 81/2024

Ini Aturan Terbaru Pengkreditan Pajak Masukan Sebelum Pengukuhan PKP

Selasa, 24 Desember 2024 | 16:30 WIB PROVINSI SUMATERA SELATAN

Realisasi Pajak Rokok di Sumsel Tak Capai Target, Ini Penyebabnya

Selasa, 24 Desember 2024 | 16:00 WIB CORETAX SYSTEM

Nanti Ada Coretax, Masih Perlu Ajukan Sertifikat Elektronik?

Selasa, 24 Desember 2024 | 15:00 WIB KPP PRATAMA KOSAMBI

Utang Pajak Rp632 Juta Tak Dilunasi, Mobil WP Akhirnya Disita KPP