MALAYSIA

Banyak yang Diabetes, Pemerintah Bakal Terapkan Pajak Soda

Redaksi DDTCNews | Selasa, 28 Agustus 2018 | 16:54 WIB
Banyak yang Diabetes, Pemerintah Bakal Terapkan Pajak Soda

Ilustrasi minuman bersoda. 

KUALA LUMPUR, DDTCNews – Pemerintah Malaysia berencana menerapkan pajak atas soda dengan alasan untuk mengurangi tingkat konsumsi gula dan meningkatkan gaya hidup sehat masyarakat.

Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengatakan munculnya hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung karena tingginya konsumsi gula telah mendominasi tingkat kematian di negaranya. Dampak buruk ini diklaim bisa berkurang melalui penerapan pajak atas soda.

“Tingkat diabetes di Malaysia ini sangat tinggi karena terlalu banyak konsumsi gula. Soda tax bisa menurunkan tingginya tingkat diabetes di Malaysia. Pemajakan ini juga mampu mendorong penerimaan negara dari sektor pajak,” katanya, Senin (27/8/2018).

Baca Juga:
Malaysia Berencana Kenakan Pajak atas Dividen sebesar 2 Persen

Kandungan gula yang tinggi pada minuman bersoda kerap menjadi pemicu tingkat obesitas dan diabetes. Seperti halnya pada tahun lalu, pemerintah Malaysia mencatat sebagian besar kematian disebabkan karena konsumsi gula yang berlebihan.

Hal ini pun terbukti dengan terbitnya laporan dari Kementerian Kesehatan Malaysia pada November 2017. Kemenkes Malaysia mencatat 3,6 juta warga atau 10% dari jumlah penduduk telah mengidap diabetes.

Laporan Kemenkes pun didukung oleh laporan dari Economist Intelligence Unit (EIU) yang terbit pada Juni 2017. EIU menilai Malaysia merupakan negara dengan tingkat obesitas tertinggi di wilayah Asia Tenggara.

Baca Juga:
Ekonomi Sedang Sulit, UMKM Malaysia Minta Tak Ada Pengenaan Pajak Baru

Rencana soda tax ini mendapat tanggapan dari Dosen Senior Putra Bisnis School University Putra Malaysia Ahmed Razman Abdul Latiff. Dia meminta pemerintah untuk mengkaji apakah soda menjadi penyebab utama terjangkitnya diabetes atau justru gula.

Menurut Ahmed, langkah alternatif yang bisa diterapkan pemerintah yaitu memberlakukan sugar tax dan tidak hanya memajaki minuman bersoda. Pasalnya teh tarik juga mengandung banyak gula.

“Jika soda berperan utama, maka rencana pemajakan ini [soda tax] sudah tepat. Namun, jika gula berperan utama, maka soda tax belum bisa membantu pemerintah mengurangi tingkat diabetes dan obesitas,” tutur Admed. (kaw)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 16 Oktober 2024 | 10:01 WIB KURS PAJAK 16 OKTOBER 2024 - 22 OKTOBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Berlanjut Melemah terhadap Dolar AS

Minggu, 13 Oktober 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Indonesia Disalip Malaysia soal Family Office, Ini Kata Luhut

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN