KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu International Mobile Equipment Identity (IMEI)?

Nora Galuh Candra Asmarani | Senin, 31 Juli 2023 | 17:00 WIB
Apa Itu International Mobile Equipment Identity (IMEI)?

Ilustrasi.

MARAKNYA peredaran perangkat telekomunikasi berupa handphone, komputer genggam, dan tablet (HKT) ilegal tentunya menimbulkan persaingan yang tidak sehat. Sebab, HKT yang diimpor secara legal harus memenuhi persyaratan teknis serta membayar pajak.

Guna menanggulangi masalah itu, pemerintah telah menetapkan program pengendalian International Mobile Equipment Identity (IMEI) terhadap perangkat telekomunikasi berupa HKT. Pengendalian IMEI ini mulai berlaku per 18 April 2020.

Selain perlindungan terhadap konsumen dan industri, program pengendalian IMEI ini diharapkan dapat membuat pasar dalam negeri diisi dengan HKT dari pengusaha yang taat terhadap ketentuan perpajakan.

Baca Juga:
Jual Rokok Eceran, Apakah Pedagang Wajib Punya NPPBKC?

Melalui program tersebut, pemerintah berupaya untuk meningkatkan kepatuhan masyarakat di bidang perpajakan. Menindaklanjuti kebijakan IMEI tersebut, otoritas bea dan cukai juga telah menetapkan Perdirjen Bea dan Cukai No.PER-05/BC/2020 (PER-05/BC/2020).

Dalam perkembangannya, otoritas bea dan cukai mengganti PER-05/BC/2020 dengan Perdirjen Bea dan Cukai No.PER-13/BC/2021 (PER-13/BC/2021) s.t.d.d Perdirjen Bea dan Cukai No. PER-7/BC/2023 (PER-7/BC/2023).

Lantas, apa itu IMEI?

Baca Juga:
Apa Itu Simbara?

Merujuk PER-13/BC/2021 s.t.d.d PER-7/BC/2023, IMEI adalah identitas internasional yang terdiri dari 15 digit nomor desimal unik untuk mengidentifikasi sebuah perangkat telekomunikasi dalam jaringan bergerak seluler.

Perangkat telekomunikasi, dalam konteks ini, adalah telepon seluler, komputer genggam berbasis seluler, dan komputer tablet berbasis seluler. Importir atau kuasanya harus memberitahukan IMEI atas setiap perangkat telekomunikasi yang berasal dari impor.

Selain itu, penumpang atau awak sarana pengangkut dari luar daerah pabean yang membawa perangkat telekomunikasi juga harus melakukan pendaftaran IMEI. Pendaftaran IMEI dilakukan jika perangkat telekomunikasi yang dibawa belum terdaftar pada sistem pengendalian IMEI.

Pemberitahuan dan pendaftaran IMEI dimaksudkan agar perangkat telekomunikasi yang diperoleh dari luar daerah pabean dapat tersambung dengan jaringan bergerak seluler nasional (menggunakan sim card Indonesia).

Baca Juga:
Gandeng Satpol PP DKI, Bea Cukai Amankan Jutaan Rokok Ilegal

Untuk diperhatikan, penumpang atau awak sarana pengangkut dapat melakukan pendaftaran IMEI dengan menyampaikan formulir pendaftaran IMEI secara elektronik melalui sistem yang disediakan oleh Ditjen Bea dan Cukai.

Pendaftaran IMEI dilakukan pada saat kedatangan sebelum keluar kawasan pabean (pelabuhan atau bandara). Apabila penumpang telah keluar kawasan pabean, pendaftaran IMEI masih dapat dilakukan paling lambat 60 hari setelah kedatangan dengan konsekuensi tidak memperoleh fasilitas pembebasan bea masuk dan PDRI.

Pendaftaran IMEI ini tidak dipungut biaya. Namun, ada kewajiban kepabeanan berupa pembayaran bea masuk 10%, PPN 11%, dan PPh Pasal 22 Impor 10% (bagi yang ber-NPWP) atau PPh 20% (bagi yang tidak ber-NPWP), apabila HKT tidak mendapatkan pembebasan sesuai ketentuan yang berlaku.

Baca Juga:
Asistensi Fasilitas Kepabeanan, DJBC Beri Pelatihan Soal IT Inventory 

Sebagai informasi, registrasi IMEI melalui DJBC terbatas pada HKT yang dibawa sebagai barang bawaan penumpang dan barang kiriman dari luar negeri. Selain melalui DJBC, registrasi IMEI dapat dilakukan melalui operator seluler dan Kementerian Perindustrian.

Registrasi IMEI melalui operator seluler hanya diperuntukkan bagi warga negara asing (WNA) yang berkunjung ke Indonesia tidak lebih dari 90 hari.

Sementara itu, registrasi IMEI melalui Kementerian Perindustrian dikhususkan bagi HKT yang dijual secara resmi di Indonesia. Simak Imbas Ponsel Wajib Ber-IMEI, Penerimaan Pajak Naik dan Industri Tumbuh (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Senin, 21 Oktober 2024 | 20:00 WIB KEBIJAKAN CUKAI

Jual Rokok Eceran, Apakah Pedagang Wajib Punya NPPBKC?

Senin, 21 Oktober 2024 | 17:30 WIB KAMUS PENERIMAAN NEGARA

Apa Itu Simbara?

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 15:30 WIB BEA CUKAI JAKARTA

Gandeng Satpol PP DKI, Bea Cukai Amankan Jutaan Rokok Ilegal

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Efisiensi Logistik, Pemerintah Kombinaskan INSW dan NLE

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN