TURKI

Tingkat Inflasi Turki Tembus 48,7%, Tertinggi dalam 2 Dekade

Redaksi DDTCNews | Jumat, 04 Februari 2022 | 14:30 WIB
Tingkat Inflasi Turki Tembus 48,7%, Tertinggi dalam 2 Dekade

Penumpang memberi makan burung camar saat mereka berlayar melalui Bosphorus dengan feri di Istanbul, Turki, Senin (24/1/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Umit Bektas/rwa/sad.

ISTANBUL, DDTCNews – Badan Statistik Turki melaporkan tingkat inflasi pada Januari 2022 sebesar 48,7%. Pencapaian ini jadi inflasi tertinggi yang dialami Turki dalam 2 dekade terakhir.

Inflasi tersebut dikarenakan harga barang konsumen yang naik 11,1% dibandingkan bulan sebelumnya. Selain itu, nilai tukar lira terhadap dolar Amerika Serikat (AS) juga melemah hingga 44% year on year (yoy) pada bulan lalu.

“Kenaikan harga-harga ini merupakan yang tertinggi dalam 20 tahun terakhir,” tulis Turkish Statistical Institute (TSI) dalam laporannya dikutip Jumat, (4/2/2022).

Baca Juga:
Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Ahli Strategis Pasar Negara Berkembang BlueBay Asset Management Timothy Ash menilai, lonjakan inflasi Turki utamanya disebabkan oleh langkah Presiden Turki Tayyip Erdogan yang membatasi ruang gerak bank sentral.

Sebelumnya, Erdogan menolak rencana bank sentral untuk menaikan suku bunga. Alhasil, bank sentral Turki telah memangkas suku bunga sebesar 500 basis poin (bps) pada September 2021 menjadi 14%.

Akibatnya, terjadi pelemahan mata uang lira yang berdampak pada kenaikan harga barang dan energi. Sementara pendapatan masyarakat melemah.

Baca Juga:
Malaysia Berencana Kenakan Pajak atas Dividen sebesar 2 Persen

“Hasil eksperimen kebijakan moneter Erdogan yang gagal,” kata Timothy Ash dikutip, Jumat (4/2/2022).

Adapun inflasi di bidang transportasi pada Januari 2022 melonjak 68,9% yoy. Kemudian harga pangan dan minuman naik 55,6% yoy.

“Sulit bagi bank sentral untuk dapat menangani inflasi Ketika tidak dapat menaikkan suku bunga dan Erdogan akan fokus untuk mencoba meningkatkan pertumbuhan kredit lagi demi popularitasnya jelang pemilu,” ucap Timothy Ash. (sap)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Minggu, 20 Oktober 2024 | 14:00 WIB HONG KONG

Negara Ini Bakal Pangkas Tarif Bea Masuk Minuman Beralkohol

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN