Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). (foto: BPS)
JAKARTA, DDTCNews – Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada 2018 tercatat naik. Hal ini sejalan dengan naiknya standar hidup layak berupa semakin besarnya pengeluaran per kapita masyarakat.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan IPM Indonesia pada 2018 mencapai 71,39. Meskipun belum mancapai target pemerintah sebesar 71,5 tahun lalu, apresiasi tetap diberikan oleh BPS.
“Walaupun belum mencapai target, ada progres yang dilakukan karena rata-rata pertumbuhan IPM 2010-2018 sebesar 0,88%. Ini lebih tinggi dari rata-rata dunia yang UNDP lakukan sebeasar 0,6%,” katanya di Kantor BPS, Senin (15/4/2019).
Lebih lanjut, Suhariyanto menjabarkan salah satu indikator membaiknya IPM adalah semakin berkualitasnya standar hidup manusia Indonesia. Hal ini diketahui dari pengeluaran per kapita yang konsisten naik tiap tahunnya.
Pada 2018 pengeluaran per kapita masyarakat Indonesia mencapai Rp11,06 juta per tahun. Angka ini naik dari capaian 2017 yang sebesar Rp10,6 juta per tahun.
“Dalam 8 tahun terakhir, pengeluaran per kapita masyarakat naik 2% per tahun,” imbuhnya.
Selain faktor standar hidup, pembentuk lain IPM juga mencatat hasil positif. Dua aspek lain pembentuk IPM adalah dimensi umur panjang dan dimensi pengetahuan. Adapun umur harapan hidup masyarakat Indonesia pada 2018 selama 71,20 tahun, naik dari tahun sebelumnya 71,06 tahun.
Sementara itu, dimensi pengetahuan diterjemahkan dalam angka Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rat-rata Lama Sekolah (RLS). Keduanya menunjukan peningkatan dari tahun fiskal 2017.
Untuk HLS, lama menikmati fasilitas pendidikan naik dari 12,85 tahun pada 2017, kemudian naik tipis menjadi 12,91 tahun untuk 2018. Begitu juga dengan RLS, di mana peserta didik rata-rata mengenyam pendidikan 8,10 tahun pada 2017 dan kemudian angkanya naik menjadi 8,17 tahun untuk 2018. (kaw)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.