Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. (foto: Kemenkeu)
JAKARTA, DDTCNews – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan kredit atas pencapaian penerimaan pada 2018. Situasi ekonomi yang bergerak dinamis menjadi tantangan dalam mengamankan penerimaan negara.
Hal tersebut disampaikan selepas Sidang Paripurna DPR, Kamis (4/7/2019). Dinamika nilai tukar rupiah dan derasnya aliran modal yang keluar dari pasar domestik menjadi tekanan berat bagi perekonomian nasional.
“2018 bukan tahun yang mudah bagi kita semua. Kita melihat sisi gejolak nilai tukar dan kenaikan suku bunga kemudian diikutioutflow. Hal ini menyebabkan perubahan cukup besar dari APBN, baik sisi penerimaan dan belanja,” katanya di Kompleks Parlemen, Kamis (4/7/2019).
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut menyatakan gejolak tersebut tidak selalu berujung negatif. Sisi penerimaan negara, paparnya, mendapat tambahan penerimaan dari depresiasi rupiah dan meningkatnya harga minyak.
Selain itu, upaya Ditjen Pajak dan Ditjen Bea Cukai dalam mengamankan penerimaan juga mendapat apresiasi dari Sri Mulyani. Kombinasi usaha dari otoritas perpajakan nasional ditambah moncernya setoran penerimaan negara bukan pajak (PNBP) menjadi stimulus dalam meningkatkan pendapatan negara.
Seperti diketahui, realisasi pendapatan negara tahun lalu tercatat sebesar Rp1.943,7 triliun atau 102,6% dari target APBN 2018. Pendapatan tersebut meningkat Rp277,3 triliun atau 16,6% dibandingkan dengan realisasi pada tahun fiskal 2017.
Realisasi pendapatan negara tersebut terdiri dari penerimaan perpajakan sebesar Rp1.518,8 triliun, PNBP sebesar Rp409,3 triliun, dan setoran hibah sebesar Rp15,6 triliun. (kaw)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.