JAKARTA, DDTCNews - Pada dua bulan pertama 2018, fluktuasi harga beras menjadi penyumbang utama angka inflasi. Kini pasca kenaikan harga bahan bakar khusus jenis Pertamax, Pertamax Turbo dan Pertalite, bensin menjadi pengerek inflasi bulan Maret 2018.
Seperti yang diketahui, pada Januari 2018 inflasi tercatat 0,62% di mana komponen pengeluaran bahan makanan tingkat inflasinya 2,34% dengan andil 0,48%. Dari situ, harga beras andilnya 0,24%, kemudian disusul oleh daging ayam ras andilnya 0,07%, ikan segar 0,05%, cabai rawit 0,04%, cabai merah 0,03%, dan beberapa sayuran 0,01%.
Kemudian Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi bulan Maret 2018 sebesar 0,20%. Ada dua faktor besar yang mendorong terjadinya inflasi pada bulan ketiga ini.
"Penyebab utama adalah kenaikan harga bumbu-bumbuan dan bensin," kata Kepala BPS Suhariyanto, Senin (2/4).
Kenaikan harga BBM non-subsidi tersebut mengerek kelompok pengeluaran harga Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan yang mengalami inflasi hingga 0,28%, dengan andil terhadap inflasi umum sebesar 0,05%.
"Andil kenaikan bensin ini besar dalam kenaikan inflasi, meski tidak sebesar beras," ungkapnya.
Kenaikan pertalite yang terjadi pada pertengahan Maret ini berpotensi masih memberikan pengaruh pada inflasi pada bulan April. Pasalnya, jenis bahan bakar ini paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat.
"Kenaikan harga pertamax sebesar Rp300 dan pertamax turbo di akhir Februari masih terasa dampaknya di Maret 2018, ditambah kenaikan harga Pertalite Rp200 di pertengahan Maret 2018," terang Suhariyanto. (Amu)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.