Ilustrasi. Sejumlah kendaraan melintas di Jalan Rasuna Said, Jakarta, Jumat (3/5/2024). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/Spt.
JAKARTA, DDTCNews - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya pertumbuhan double digit pada komponen pengeluaran konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (PK-LNPRT) dan pengeluran konsumsi pemerintah (PK-P) pada kuartal I/2024.
Bertepatan dengan momentum pemilihan umum (pemilu), pertumbuhan komponen PK-LNPRT menempati posisi tertinggi pertama. Kemudian, diikuti pertumbuhan komponen PK-P. Selebihnya, komponen pengeluaran lain hanya tumbuh single digit.
“Pertumbuhan didukung oleh semua komponen pengeluaran. Komponen pengeluaran yang mengalami pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen PK-LNPRT sebesar 24,29%; diikuti komponen PK-P sebesar 19,90%,” tulis Badan Pusat Statistik (BPS), Senin (6/5/2024).
Sementara itu, komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga (PK-RT) tumbuh 4,91%, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) tumbuh 3,79%, serta ekspor barang dan jasa tumbuh 0,50%. Impor barang dan jasa (pengurang PDB menurut pengeluaran) tumbuh 1,77%.
Jika dibandingkan performa tiap kuartal I dalam 10 tahun terakhir, mulai 2014, pertumbuhan PK-LNPRT serta PK-P tercatat paling tinggi. Namun, untuk pertumbuhan komponen PK-RT, PMTB, ekspor, dan impor pada kuartal I/2024 bukan yang tertinggi dalam 10 tahun terakhir.
Secara berurutan, sejak 2014 hingga 2024, PK-LNPRT tiap kuartal I tumbuh 23,15%; -8,06%; 6,41%; 8,08%; 8,15%; 16,96%; -4,99%; -3,65%; 5,91%; 6,16%; dan 24,29%. Pada periode yang sama, PK-P tumbuh 6,06%; 2,92%; 3,43%; 2,68%; 2,73%; 5,26%; 3,87%; 2,59%; -6,6%; 3,31%; dan 19,9%.
Kendati komponen PK-LNPRT serta PK-P mencatatkan pertumbuhan tertinggi, distribusi atau porsinya terhadap PDB masih rendah, yakni 1,43% dan 6,25%. Porsi terbanyak masih disumbang dari PK-RT sebanyak 54,93%, PMTB sebanyak 29,31%, dan ekspor sebesar 21,37%.
“Struktur PDB Indonesia menurut pengeluaran atas dasar harga berlaku triwulan I-2024 tidak menunjukkan perubahan yang berarti. Perekonomian Indonesia masih didominasi oleh komponen PK-RT yang mencakup lebih dari separuh PDB Indonesia yaitu sebesar 54,93%,” tulis BPS.
Jika melihat data sejak 2014 hingga 2024, tiap kuartal I, distribusi PK-RT selalu lebih dari 50%. Secara berurutan adalah sebesar 56,4%; 57,12%; 57,85%; 56,95%; 56,77%; 56,85%; 58,12%; 56,88%; 53,71%; 52,89%; dan 54,93%.
Kendati demikian, pertumbuhan PK-RT pada kuartal I/2024 sebesar 4,91% cenderung lebih rendah dibandingkan pada tahun pemilu sebelumnya. Adapun pada kuartal I/2014 dan kuartal I/2019, pertumbuhan PK-RT tumbuh 5,23% dan 5,02%.
Sebagai informasi kembali, secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2024 sebesar 5,11%. Perekonomian Indonesia berdasarkan besaran PDB atas dasar harga berlaku mencapai Rp5.288,3 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3.112,9 triliun. (kaw)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.