LABUAN BAJO, DDTCNews - Kegiatan belanja yang bersumber dari APBN untuk wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) masih berkisar di angka 70%. Ditjen Perbendaharaan terus mendorong K/L dan Pemnda untuk merealisasikan alokasi belanja hingga bulan depan.
Kepala Kanwil NTT Ditjen Perbendaharaan Lidya Kurniawati Christyanti mengatakan hingga akhir Oktober 2019 realisasi APBN untuk NTT berkisar pada angka 76% dari target belanja K/L dan transfer ke daerah yang dipatok senilai Rp35,08 trilun. Menurutnya, serapan anggaran tersebut tergolong minim pada dua bulan terakhir 2019.
"Kami
tetap dorong K/L dan Pemda untuk merealisasikan anggaran dan kita optimis
angkanya naik pada Desember 2019," katanya dalam press tour APBN 2020,
Jumat (15/11/2019).
Menurut
Lidya, baik kementerian/lembaga dan Pemda masih mempunyai waktu untuk melakukan
pencairan anggaran karena batas waktu paling lambat pengajuan pada 20 Desember
2019. Adapun serapan anggaran diprediksi tidak akan mencapai 100% dari target
sebesar Rp35,08 triliun.
Kanwil
DJPb wilayah NTT memproyeksikan realisasi belanja K/L hingga akhir tahun
mencapai Rp8,8 triliun atau 84,6% dari target. Sedangkan secara keseluruhan
Lidya mendorong serapan anggaran dapat menyentuh 90% dari target yang
ditetapkan. Oleh karena itu, koordinasi terus dilakukan kepada bendaharawan
baik pemerintah dan juga pemerintah daerah untuk segera melakukan realisasi
belanja.
Dia
menyebutkan realisasi belanja pemerintah pusat masih menjadi penopang utama
pertumbuhan ekonomi daerah. Catatan DJPb menunjukan kontribusi belanja APBN
untuk K/L dan TKDD di NTT menyumbang 40% pertumbuhan ekonomi NTT.
"Kontribusi
APBN ke pertumbuhan ekonomi NTT sangat tinggi. Konsumsi pemerintah itu
mendukung 30%-40% PDRD NTT. Artinya, pertumbuhan NTT masih tergantung pada dana
alokasi APBN dari sisi konsumsi pemerintah," paparnya.
Lidya
meyakini dengan serapan belanja yang dilakukan pada kuartal IV ini mampu
menopang pertumbuhan ekonomi NTT sebesar 5,32% di 2019. Dengan demikian, ada
peningkatan laju pertumbuhan ekonomi dari tahun sebelumnya yang sebesar 5,29%
dengan serapan belanja APBN mencapai Rp34,3 triliun. (Bsi)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.