Ilustrasi. Suasana nelayan dan pedagang di Tempat Pelelangan Ikan. ANTARA FOTO/Abriawan Abhe/pras.s
PATI, DDTCNews – DPRD menilai potensi pendapatan asli daerah di Kabupaten Pati, Jawa Tengah masih belum digali optimal, terutama dari sektor perikanan sehingga kemandirian fiskal sulit dicapai.
Anggota DPRD Pati Narso mengatakan Pati yang merupakan wilayah pesisir, memiliki potensi kegiatan bisnis maritim yang besar. Menurutnya, pemkab harus serius menggarap PAD dari sektor tersebut.
"Pos lain yang masih bisa digenjot itu seperti perikanan yang masih bisa ditingkatkan. Utamanya dari tempat pelelangan ikan (TPI) yang memungkinkan penerimaan PAD sampai dua kali lipat," katanya, dikutip Rabu (30/9/2020).
Selain sektor perikanan, penerimaan pajak daerah dari pajak bumi dan bangunan pedesaan perkotaan (PBB-P2) dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) masih bisa diandalkan sebagai penopang setoran PAD.
Menurutnya, penerimaan pajak dari sektor pertanahan relatif stabil tahun ini. Hal ini berbeda dengan realisasi penerimaan pajak dari kegiatan pariwisata dan hiburan yang anjlok akibat penerapan kebijakan pembatasan sosial berskala besar.
Untuk itu, Pemkab Pati seharusnya lebih fokus mengamankan sumber penerimaan yang memiliki potensi besar seperti sektor perikanan. Hal tersebut akan lebih signifikan menopang PAD Pati ketimbang sektor usaha lain.
Narso menyatakan agenda kemandirian fiskal harus menjadi program utama Pemkab Pati ke depan. Melalui anggaran yang mandiri akan memudahkan pemerintah melakukan belanja perlindungan sosial secara optimal.
"Porsi PAD dari sektor hiburan dan pariwisata itu tidak terlalu besar, PBB masih bisa digenjot karena masih banyak yang melakukan balik nama," tuturnya seperti dilansir mitrapost.com. (rig)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.