PRANCIS

Sejumlah Aktivis Gelar Aksi Protes di Markas Google Paris

Redaksi DDTCNews | Jumat, 01 Februari 2019 | 10:35 WIB
Sejumlah Aktivis Gelar Aksi Protes di Markas Google Paris

Aksi protes di Markas Google Paris. (foto: Twitter @antoniguez)

JAKARTA, DDTCNews – Aktivis kelompok anti globalisasi Prancis (Attac) melakukan aksi protes di markas besar Google di Paris. Mereka mengkritik minimnya pembayaran pajak raksasa digital tersebut ke Prancis.

Menurut Attac, anak perusahaan Google di Prancis itu melaporkan pendapatan senilai 325 juta euro pada 2018 dan membayar pajak penghasilan (PPh) 14 juta euro. Lebih dari 85% pendapatan mereka di Prancis dialihkan ke negara-negara yang memiliki rezim pajak yang lebih menguntungkan.

“Attac melanjutkan pekerjaan substantifnya untuk meminta perusahaan multinasional akhirnya membayar pajak mereka secara adil,” kata Juru Bicara Attac, Dominique Plihon, seperti dikutip pada Jumat (1/2/2019).

Baca Juga:
Langganan Platform Streaming Musik, Kena PPN atau Pajak Hiburan?

Selain mengkritik minimnya setoran pajak Google, para aktivis ini mengatakan pajak GAFA (Google, Apple, Facebook, dan Amazaon) – yang tengah dimatangkan oleh pemerintah – tidaklah cukup untuk membendung upaya pelarian pajak ke wilayah lain.

Seperti diberitakan sebelumnya, Pemerintah Prancis akan terus maju dengan langkah unilateral dalam pemajakan perusahaan digital dan teknologi besar. Pemerintah akan menyodorkan rancangan undang-undang (RUU) GAFA yang akan berlaku surut hingga 1 Januari 2019.

Otoritas pajak akan memungut pajak digital atas penghasilan yang berasal dari tiga sumber, yaitu iklan, penjualan data yang dibutuhkan pengguna, dan pasar elektronik yang diakses secara online (online marketplaces).

Baca Juga:
Resmi Terapkan PPN PMSE, Filipina Incar Setoran Pajak Rp28,48 Triliun

Pajak baru ini akan mempengaruhi perusahaan dengan penjualan global lebih dari 750 juta euro dan penjualan di Prancis 25 juta euro . Formulasi tarif maksimum 5% diperkirakan mampu menambah penerimaan negara sekitar 500 juta euro tiap tahunnya.

Sebagai gantinya, seperti dilansir nouvelobs, Attac merekomendasikan ‘pajak global atau kesatuan’ yang akan mengambil bagian dari keuntungan global perusahaan multinasional. Pengambilan keuntungan ini berdasarkan kriteria untuk menilai aktivitas aktual di setiap negara, sepeti jumlah karyawan, pabrik, toko, dan pangsa pasar. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN