STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

SAK EP Bakal Gantikan SAK ETAP, Tak Boleh ‘Turun Kelas’ pakai SAK EMKM

Redaksi DDTCNews | Senin, 13 Mei 2024 | 10:11 WIB
SAK EP Bakal Gantikan SAK ETAP, Tak Boleh ‘Turun Kelas’ pakai SAK EMKM

Ilustrasi. (freepik)

JAKARTA, DDTCNews - Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Privat (SAK EP) akan menggantikan SAK untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) mulai 1 Januari 2025.

Lantas, apakah entitas yang selama ini sudah menggunakan SAK ETAP dapat berpindah ‘turun kelas’ menggunakan SAK untuk Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah (SAK EMKM)? Junior Manajer Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Wiwied Widyastuti memberikan jawabannya.

Wiwied mengatakan dahulu ada opsi ‘turun kelas’ ketika SAK EMKM pertama kali berlaku efektif pada 2018. Dengan demikian, entitas pengguna SAK ETAP dapat memilih menggunakan SAK EMKM. Dalam konteks hadirnya SAK EP, opsi ‘turun kelas’ tersebut tidak dibuka lagi.

Baca Juga:
IAI Adakan International Tax Conference 2024, Bahas Isu Pajak Global

“Posisinya sekarang SAK ETAP-nya ternyata direvisi [menggunakan SAK EP]. DSAK (Dewan Standar Akuntansi Keuangan) tidak memberikan opsi tersebut karena sudah dibuka dulu. Harusnya pada saat dulu, sudah dipertimbangkan mau ‘turun kelas’ atau enggak di 2018,” ujar Wiwied.

Selain tidak adanya opsi tersebut, sambungnya, DSAK IAI juga mempertimbangkan desain dari SAK. SAK EMKM didesain dengan sangat sederhana untuk entitas yang memenuhi definisi sebagai UMKM. Dengan demikian, transaksinya juga jauh berbeda dengan entitas yang menggunakan SAK EP.

“Jadi mungkin kalau dibuka pun kayaknya enggak relevan. Ini karena transaksinya bisa jadi enggak masuk juga kalau harus pakai SAK EMKM. Makanya, opsi ‘turun kelas’ itu enggak boleh,” imbuh Wiwied, dikutip pada Senin (13/5/2024).

Baca Juga:
Mengapa Pencatatan Persediaan Metode LIFO Tidak Lagi Dipakai?

Dengan menggunakan SAK EP, entitas juga diharapkan terus ‘naik kelas’ sejalan dengan perkembangan usahanya. Harapannya, entitas yang sudah menggunakan SAK EP nantinya bisa beralih menerapkan SAK Indonesia.

Sebagai informasi kembali, ada beberapa perbedaan antara SAK EP dan SAK ETAP. Salah satu perbedaannya adalah SAK EP memuat 35 bab pengaturan, sedangkan SAK ETAP hanya 30 bab pengaturan. Simak ‘SAK ETAP diganti SAK EP, Kebijakan Baru Akuntansi Koperasi Dirilis’. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 16 Oktober 2024 | 18:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Cash Economy Masih Dominan, Bikin Rasio Pajak Sulit Naik

Jumat, 11 Oktober 2024 | 17:01 WIB DDTC EXECUTIVE INTERNSHIP PROGRAM

Simak Pengalaman Peserta Magang DDTC dari Trisakti dan Prasetya Mulya

Minggu, 06 Oktober 2024 | 14:30 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Setahun Bursa Karbon, Pembebasan Biaya Bagi Pengguna Jasa Dilanjutkan

Selasa, 01 Oktober 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Perlakuan Pajak atas Imbalan Sehubungan Pencapaian Syarat Tertentu

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja