KEBIJAKAN KEPABEANAN DAN CUKAI

Reformasi Berkelanjutan DJBC, Kolaborasi Lintas Sektor Jadi Kunci

Dian Kurniati | Jumat, 27 Desember 2024 | 10:00 WIB
Reformasi Berkelanjutan DJBC, Kolaborasi Lintas Sektor Jadi Kunci

Dirjen Bea dan Cukai Askolani. (foto: DJBC)

JAKARTA, DDTCNews – Dirjen Bea dan Cukai Askolani meminta jajarannya untuk meningkatkan kolaborasi lintas sektor dalam rangka mendukung reformasi berkelanjutan pada Ditjen Bea dan Cukai (DJBC).

Askolani mengatakan kolaborasi lintas sektor dapat membantu kesuksesan pelaksanaan reformasi berkelanjutan DJBC. Menurutnya, keberhasilan program reformasi berkelanjutan ini tidak hanya bergantung pada institusi DJBC, tetapi sektor lainnya.

"Implementasi program reformasi ini membutuhkan dukungan aktif dari berbagai pihak, termasuk integrasi data lintas kementerian dan lembaga," katanya, dikutip pada Jumat (27/12/2024).

Baca Juga:
Banyak Tantangan, Insentif Fiskal Jadi Andalan untuk Jaga Pertumbuhan

Askolani menuturkan reformasi berkelanjutan DJBC mencakup berbagai aspek mulai dari digitalisasi proses pelayanan, penguatan pengawasan, hingga penyederhanaan regulasi untuk menciptakan kemudahan berusaha.

Kolaborasi lintas sektor pun menjadi kunci utama untuk menciptakan sistem kepabeanan dan cukai yang modern, transparan, dan akuntabel.

Menurut Askolani, manfaat reformasi ini telah banyak dirasakan oleh masyarakat. Oleh karena itu, DJBC sedang melanjutkan persiapan reformasi jangka menengah dengan terus mengevaluasi berbagai pelayanan dan pengawasan kepabeanan dan cukai.

Baca Juga:
AS Buka Opsi Batalkan Bea Masuk 25% Atas Impor dari Kanada dan Meksiko

Pada Selasa (24/12/2024), DJBC menggelar rapat koordinasi pimpinan (rakorpim) akhir 2024 perihal transformasi DJBC guna mendukung program Asta Cita. Salah satu pembahasannya ialah penguatan reformasi kepabeanan dan cukai yang sudah berlangsung sejak 2021.

Penguatan reformasi kepabeanan dan cukai berkelanjutan merupakan konsep transformasi DJBC yang bertujuan mendukung perekonomian negara, meningkatkan penerimaan negara, dan melindungi masyarakat yang diimplementasikan melalui tugas dan fungsi DJBC.

Rakorpim DJBC tersebut turut dihadiri Kepala Badan Pengendalian Pembangunan dan Investigasi Khusus (BAPPISUS) Aris Marsudiyanto. Dalam mendukung reformasi berkelanjutan di DJBC, Aris menekankan 3 hal.

Baca Juga:
Ada Fasilitas KITE, Menko Airlangga Ingin Daya Saing UMKM Meningkat

Pertama, mendorong kolaborasi dengan kementerian/lembaga terkait, termasuk BAPPISUS yang ditugaskan Prabowo untuk mengawasi program pembangunan dan pemanfaatan APBN.

Badan tersebut bertugas memberi dukungan kepada presiden sesuai dengan penugasan presiden dan ketentuan perundang-undangan dalam hal pengawasan, pengendalian, pemantauan, penelusuran, dan investigasi khusus jika diperlukan.

BAPPISUS dibentuk dengan tugas dan fungsi sebagai pengawas, khususnya dalam pelaksanaan APBN dan APBD.

Baca Juga:
Kenakan BMAD, Sri Mulyani: Lindungi Industri dari Impor Barang Murah

"Secara struktural, badan kami ini adalah mata dan telinga presiden," ujar Aris.

Kedua, evaluasi risiko program kerja DJBC dan mitigasi penyalahgunaan anggaran. Aris meminta DJBC untuk menghindari pemborosan karena pelaksanaan feasibility study, kegiatan seremonial, serta perjalanan dinas yang tidak efektif.

Ketiga, pembinaan sumber daya manusia (SDM) dan penanaman nilai nasionalisme dan integritas, serta modernisasi sistem teknologi dan pengawasan DJBC. Aris memandang DJBC memiliki tugas strategis sehingga pelaksanaannya harus transparan.

Dia menambahkan BAPPISUS akan mengoordinasikan DJBC dengan beberapa kementerian/lembaga terkait. Harapannya, kolaborasi lintas sektor dapat mengatasi ego sektoral dan meningkatkan efisiensi kebijakan. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 31 Januari 2025 | 15:47 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Banyak Tantangan, Insentif Fiskal Jadi Andalan untuk Jaga Pertumbuhan

Jumat, 31 Januari 2025 | 09:30 WIB AMERIKA SERIKAT

AS Buka Opsi Batalkan Bea Masuk 25% Atas Impor dari Kanada dan Meksiko

Kamis, 30 Januari 2025 | 17:55 WIB PAJAK INTERNASIONAL

Penghindaran Pajak Lebih Rugikan Negara Berkembang daripada yang Maju

Kamis, 30 Januari 2025 | 15:00 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Ada Fasilitas KITE, Menko Airlangga Ingin Daya Saing UMKM Meningkat

BERITA PILIHAN
Jumat, 31 Januari 2025 | 19:30 WIB KONSULTASI PAJAK    

DJP Bisa Tentukan Nilai Harta Berwujud, Ini yang Perlu Diperhatikan

Jumat, 31 Januari 2025 | 19:00 WIB PMK 136/2024

Pajak Minimum Global Bagi WP CbCR Bisa Dinolkan, Begini Kriterianya

Jumat, 31 Januari 2025 | 17:15 WIB DDTC ACADEMY - INTENSIVE COURSE

Wah, Transaksi Intragrup Naik! Perlu Paham Transfer Pricing

Jumat, 31 Januari 2025 | 16:11 WIB CORETAX SYSTEM

Bermunculan Surat Teguran yang Tak Sesuai di Coretax? Jangan Khawatir!

Jumat, 31 Januari 2025 | 15:47 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Banyak Tantangan, Insentif Fiskal Jadi Andalan untuk Jaga Pertumbuhan

Jumat, 31 Januari 2025 | 15:31 WIB KEBIJAKAN PAJAK

WP Tax Holiday Terdampak Pajak Minimum Global, PPh Badan Turun Lagi?

Jumat, 31 Januari 2025 | 15:11 WIB KEBIJAKAN INVESTASI

Supertax Deduction Kurang Laku, Ternyata Banyak Investor Tak Tahu

Jumat, 31 Januari 2025 | 14:30 WIB PROVINSI JAWA BARAT

Demi Kejar Pajak, Dinas ESDM Petakan Ulang Sumur Air Tanah di Daerah

Jumat, 31 Januari 2025 | 13:45 WIB PAJAK MINIMUM GLOBAL

Ada Pajak Minimum Global, RI Cari Cara Biar Insentif KEK Tetap Menarik

Jumat, 31 Januari 2025 | 13:25 WIB TAX CENTER UNIVERSITAS ADVENT SURYA NUSANTARA

Gratis untuk Umum! Sosialisasi Soal Coretax, PPN 12%, dan SAK EMKM-EP