ADMINISTRASI PAJAK

Prepopulated Dokumen CK-1 dan PEB Diimplementasikan Secara Nasional

Redaksi DDTCNews | Selasa, 07 Desember 2021 | 18:34 WIB
Prepopulated Dokumen CK-1 dan PEB Diimplementasikan Secara Nasional

Ilustrasi. Suasana bongkar muat peti kemas di New Priok Container Terminal One, Jakarta Utara, Jumat (9/4/2021). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/rwa.

SEMARANG, DDTCNews – Mulai 1 November 2021, prepopulated dokumen CK-1 dan dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) diimplementasikan secara nasional.

Dalam kegiatan edukasi prepopulated dokumen CK-1 secara daring, Penyuluh Pajak KPP Madya Semarang Agung Budi menjelaskan prepopulated telah tersedia pada laman https://web-efaktur.pajak.go.id. Wajib pajak dapat memilih menu download csv prepop.

“Pilih masa pajak dan tahun, lalu diunduh. File unduhan tersebut di-extract. Kemudian, dilakukan impor data ke aplikasi e-faktur 3.0. Gampang,” ujarnya, dikutip dari laman resmi Ditjen Pajak (DJP), Selasa (7/12/2021).

Baca Juga:
Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Dalam kesempatan tersebut, Agung juga menyampaikan beberapa kendala yang mungkin dihadapi wajib pajak. Dia juga memberikan pemahaman mengenai aspek teknis penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa pajak pertambahan nilai (PPN).

Dengan adanya prepopulated dokumen CK-1 dan dokumen PEB, pengusaha kena pajak (PKP) akan terbantu saat mengisi SPT Masa PPN 1111. Dengan demikian, kesalahan pengisian yang berisiko merugikan PKP juga dapat diminimalisasi.

Adanya fitur ini juga diharapkan dapat meminimalisasi jumlah PKP yang tidak atau lupa melaporkan CK-1 atau P3B.

Baca Juga:
Jual Rokok Eceran, Apakah Pedagang Wajib Punya NPPBKC?

Penyediaan prepopulated dokumen CK-1 dan dokumen juga menjadi bentuk sinergi DJP serta Ditjen Bea dan Cukai (DJBC) dalam meningkatkan layanan untuk PKP yang melakukan ekspor dan penyerahan hasil tembakau.

Agung mengatakan KPP Madya Semarang secara rutin melaksanakan kegiatan edukasi dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan wajib pajak. Dengan pemahaman yang baik, wajib pajak diharapkan bisa lebih patuh.(kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Senin, 21 Oktober 2024 | 20:00 WIB KEBIJAKAN CUKAI

Jual Rokok Eceran, Apakah Pedagang Wajib Punya NPPBKC?

Senin, 21 Oktober 2024 | 14:32 WIB CORETAX SYSTEM

Urus Pemeriksaan Bukper: Coretax Bakal Hadirkan 4 Fitur Baru

Minggu, 20 Oktober 2024 | 15:00 WIB PERATURAN BAPPEBTI 9/2024

Ada Aturan Baru, Exchanger Kripto Harus Punya Hak Akses NIK Dukcapil

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN