Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam acara Financial Times-Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB), Selasa (26/11/2019)..
JAKARTA, DDTCNews – Ekonomi nasional dalam beberapa tahun terakhir tumbuh di kisaran 5%. Beberapa faktor menjadi penyebab laju pertumbuhan tidak bisa mencapai 7%, seperti yang diharapkan oleh Presiden Joko Widodo.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tidak beranjak dari posisi kisaran 5% didorong rendahnya pertumbuhan investasi. Menurutnya, jika investasi mengalir deras ke dalam negeri maka pertumbuhan ekonomi 7% bisa dicapai dalam waktu relatif singkat.
“Pascakrisis global, pertumbuhan investasi terus-menerus di bawah double digit, paling tinggi hanya tumbuh 7%, bahkan terkadang hanya tumbuh di bawah 5%,” katanya dalam FT-AIIB Summit 2019, Selasa (26/11/2019).
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menyebutkan Indonesia mempunyai modal untuk tumbuh di kisaran 7%. Konsumsi yang terjaga menjadi modal besar untuk menggenjot ekonomi lebih cepat.
Saat ini, fokus pekerjaan rumah pemerintah adalah meningkatkan geliat investasi. Sri Mulyani mengklaim telah menempuh berbagai cara. Pertama, perbaikan regulasi. Langkah yang menjadi andalan saat ini adalah melakukan terobosan kebijakan dalam bentuk omnibus law.
Kedua, pembangunan infrastruktur juga akan dilanjutkan untuk meningkatkan konektivitas antar daerah. Elemen ini, menurut Sri Mulyani, akan menjadi tulang punggung perekonomian nasional dalam jangka panjang.
Ketiga, perbaikan birokrasi pemerintah. Ketiga aspek tersebut akan dilengkapi dengan pembenahan dalam kualitas sumber daya manusia (SDM) agar mampu memenuhi kriteria dunia usaha.
“Kami sebenarnya memiliki kemampuan [ekonomi tumbuh 7%], tapi investasi seharusnya bisa tumbuh hingga double digit,” paparnya.
Dia menegaskan rangkaian kebijakan pemerintah tersebut tidak lain untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. Hal ini, sambung Sri Mulyani, sangat penting untuk memastikan pertumbuhan ekonomi berasal dari kegiatan yang produktif.
"Jadi nantinya sebagian besar pertumbuhan ekonomi kami, tidak datang dari utang, tapi lebih dari privat sektor, sejalan dengan datangnya modal asing ke Indonesia," imbuh Sri Mulyani. (kaw)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.