INSENTIF PAJAK

Pengamat: Genjot Pajak, Pemerintah Perlu Fokus di 3 Industri Ini

Redaksi DDTCNews | Selasa, 03 April 2018 | 14:28 WIB
Pengamat: Genjot Pajak, Pemerintah Perlu Fokus di 3 Industri Ini

JAKARTA, DDTCNews - Beberapa tahun terakhir target penerimaan pajak tak kunjung tercapai. Menyikapi hal tersebut beberapa cara bisa dilakukan untuk menggenjot penerimaan.

Seperti yang diketahui, target penerimaan pajak tahun ini mencapai angka Rp1.242,7 triliun atau naik sebesar 23%. Sementara itu, tax ratio Indonesia pada 2017 menurun dari tahun sebelumnya, yakni dari 11,3% jadi 10,7% .

Selain itu, struktur penerimaan pajak saat ini didominasi oleh wajib pajak badan dibandingkan wajib pajak orang pribadi. Oleh karena itu, sektor industri dalam jangka pendek harus menjadi fokus untuk menggenjot penerimaan.

Baca Juga:
Malaysia Siapkan Insentif Pajak untuk Dorong Sektor Semikonduktor

"Ujung tombak penerimaan pajak itu industri manufaktur. Sektor mana yang bayar pajak agak berat, jadi harus ada roadmap-nya," kata Pengamat Ekonomi Faisal Basri dalam diskusi ikatan alumni (Iluni) UI, Selasa (3/4).

Lebih lanjut, dia menjabarkan setidaknya ada tiga industri yang mencatat pertumbuhan di atas pertumbuhan ekonomi nasional. Tiga sektor ini yang kemudian dikelola dengan baik agar menjadi sumber penerimaan yang berkelanjutan.

"Dari 16 jenis industri hanya 3 yang pertumbuhannya di atas rata-rata. Pertama industri makanan minuman yang tumbuhnya paling tinggi, tumbuh 9%. Industri basic metal dan industri alat angkut," terangnya.

Baca Juga:
Konsumsi Kelas Menengah Stabil, Ekonomi Diprediksi Tumbuh di Atas 5%

Faisal punya analogi tersendiri perihal menggenjot penerimaan dari sektor usaha yang sedang tumbuh tinggi. Menurutnya, penerimaan yang baik tidak lepas dari insentif yang diberikan agar industri tumbuh secara berkelanjutan.

"Pajak yang bagus ibarat metik mangga yang berkualitas. Kalau kita menanam bibit berkualitas yang tumbuh juga berkualitas. Nah, sekarang kita kurang di pupuknya," ungkap Faisal. (Amu)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Sabtu, 19 Oktober 2024 | 14:00 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Konsumsi Kelas Menengah Stabil, Ekonomi Diprediksi Tumbuh di Atas 5%

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 09:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Sudah Ada Banyak Insentif Pajak, DJP Ingin Daya Saing UMKM Meningkat

Jumat, 18 Oktober 2024 | 09:14 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Pencantuman NITKU Bakal Bersifat Mandatory saat Pembuatan Bukti Potong

BERITA PILIHAN
Kamis, 24 Oktober 2024 | 17:00 WIB CORETAX SYSTEM

Coretax DJP Mungkinkan Cabang untuk Bikin Bukti Potong PPh

Kamis, 24 Oktober 2024 | 16:30 WIB KEBIJAKAN ENERGI

Target Swasembada Energi di Era Prabowo, Apa Strateginya?

Kamis, 24 Oktober 2024 | 16:00 WIB SWISS

Danai Program Pensiun, Negara Ini Bakal Naikkan Tarif PPN

Kamis, 24 Oktober 2024 | 15:21 WIB KEBIJAKAN PERDAGANGAN

Eksportir Sawit, Ada Henti Layanan INATRADE Jelang Permendag 26/2024

Kamis, 24 Oktober 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Masuk Tahap ke-14, Kantor Bea Cukai Terapkan secara Penuh CEISA 4.0

Kamis, 24 Oktober 2024 | 14:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Tarif PPN Mestinya Naik Jadi 12%, DPR Minta Tunggu Ekonomi Membaik

Kamis, 24 Oktober 2024 | 13:45 WIB UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA (UII)

Profesional Pajak Perlu Kuasai Soft Skills, Ternyata Ini Alasannya

Kamis, 24 Oktober 2024 | 12:00 WIB CORETAX SYSTEM

Coretax DJP: PKP Harus Upload Perincian Penyerahan Faktur Eceran

Kamis, 24 Oktober 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Menteri Keuangan dari Masa ke Masa