PENEGAKAN HUKUM

Penerbit Faktur Fiktif Divonis 4 Tahun Penjara & Denda Rp42 Miliar

Redaksi DDTCNews | Rabu, 16 Desember 2020 | 14:51 WIB
Penerbit Faktur Fiktif Divonis 4 Tahun Penjara & Denda Rp42 Miliar

Ilustrasi. (DDTCNews)

JAKARTA, DDTCNews - Kantor Wilayah (Kanwil) Ditjen Pajak Jawa Barat III mengawal proses penegakan hukum pelaku penerbit faktur pajak fiktif sampai diputus bersalah oleh pengadilan.

Kasus terbaru penegakan hukum perpajakan di Kanwil Jabar III datang dari putusan majelis hakim Pengadilan Negeri Depok atas kasus faktur pajak tidak berdasarkan transaksi sebenarnya alias fiktif yang dilakukan MS. Pelaku divonis hukuman 4 tahun penjara dan denda Rp42,4 miliar.

Kepala Kanwil Jabar III Catur Rini Widosari mengatakan upaya penegakan hukum perpajakan merupakan upaya tegas otoritas memberikan keadilan bagi wajib pajak yang sudah patuh. Aspek penegakan hukum juga menjadi cara untuk memberikan kepastian hukum kepada wajib pajak.

Baca Juga:
Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

"Bagi DJP memidanakan WP adalah upaya terakhir kepada wajib pajak yang tidak mau melaksanakan kewajiban perpajakan, mengingat tugas utama DJP adalah mengumpulkan pendapatan negara dari sektor pajak," katanya dalam keterangan resmi di laman DJP dikutip Rabu (16/12/2020).

Adapun putusan hukum terhadap MS berdasarkan fakta persidangan yang menyebutkan tindakan MS menerbitkan faktur pajak fiktif mengakibatkan kerugian pendapatan negara sebesar Rp21,2 miliar. Pidana perpajakan tersebut dilakukan MS selama tahun pajak 2018.

Upaya melawan hukum tersebut dilakukan MS melalui PT Mandira Utama Sukses yang terdaftar sebagai WP KPP Pratama Depok Cimanggis, Jawa Barat.

Baca Juga:
Lawan Faktur Pajak Fiktif, Otoritas Pakai Matematika dan Analisis Data

Aksi penerbitan faktur pajak fiktif tersebut melanggar Pasal 39A huruf a UU No.6/1983 tentang Ketentuan Umum Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan UU No.16/2009 (UU KUP).

Kanwil DJP Jabar III juga melakukan penelusuran terhadap lawan transaksi PT MUS yang menggunakan faktur pajak fiktif. Otoritas berhasil mengimbau wajib pajak melakukan pembetulan SPT atau melakukan pengungkapan ketidakbenaran sesuai regulasi perpajakan.

Upaya penegakan hukum ini tidak dilakukan sendiri, Kanwil DJP Jabar III bersinergi dengan Korwas PPNS Polda Metro Jaya, dan Kejaksaan Tinggi Jawa Barat serta Kejaksaan Negeri Kota Depok.

"DJP akan terus melakukan perluasan basis pajak, peningkatan tax ratio, peningkatan sustainable tax compliance, serta mendukung pemerintah dalam menciptakan iklim usaha ke arah yang lebih kondusif dan kompetitif," imbuh Catur. (Bsi)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Anggota DPR Ini Minta Prabowo Kaji Ulang Kenaikan PPN Jadi 12 Persen

Jumat, 18 Oktober 2024 | 15:30 WIB SERBA-SERBI PAJAK

Langganan Platform Streaming Musik, Kena PPN atau Pajak Hiburan?

Kamis, 17 Oktober 2024 | 10:00 WIB KANWIL DJP JAWA BARAT III

Bikin Faktur Fiktif hingga Rp21,46 Miliar, Direktur PT Jadi Tersangka

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja