TATA KELOLA ORGANISASI

Penambahan 18 KPP Madya Belum Dieksekusi, Ini Penjelasan Dirjen Pajak

Redaksi DDTCNews | Jumat, 21 Februari 2020 | 14:45 WIB
Penambahan 18 KPP Madya Belum Dieksekusi, Ini Penjelasan Dirjen Pajak

Dirjen Pajak Suryo Utomo. 

JAKARTA, DDTCNews – Jelang akhir Februari 2020, Ditjen Pajak (DJP) masih belum mengeksekusi penambahan 18 Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya yang digadang-gadang sebagai bagian dari upaya pengamanan penerimaan pajak dan peningkatan pelayanan pada tahun ini.

Dirjen Pajak Suryo Utomo mengatakan alasan utama belum terealisasinya penambahan jumlah KPP Madya itu dikarenakan regulasi yang belum turun dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB). Perubahan nomenklatur organisasi masih dinantikan.

“Secara definitif kita masih menunggu regulasinya [dari Kementerian PAN-RB),” katanya di Kantor Kemenkeu, dikutip Jumat (21/2/2020).

Baca Juga:
Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Suryo menegaskan penantian regulasi untuk penambahan KPP Madya tidak berlaku untuk perubahan tata kerja di level KPP Pratama. Pembenahan di KPP Pratama, sambungnya, bisa dieksekusi DJP tanpa menunggu keputusan dari kementerian/lembaga lainnya.

Pasalnya, pada level KPP Pratama tidak ada perubahan nomenklatur. Fungsi fiskus pada KPP Pratama beralih dengan mengemban tugas untuk ekstensifikasi dan intensifikasi wajib pajak berdasarkan kewilayahan.

Dengan demikian, perombakan proses bisnis dapat dilakukan lebih cepat pada level KPP Pratama sambil menunggu landasan hukum untuk membentuk 18 KPP Madya. Tugas ekstensifikasi dan intensifikasi berbasis kewilayahan menurutnya bisa diimplementasikan dalam waktu dekat.

Baca Juga:
Urus Pemeriksaan Bukper: Coretax Bakal Hadirkan 4 Fitur Baru

"Untuk aktivitas di KPP Pratama bisa langsung dijalankan karena nomenklaturnya sama. Kalaupun ada nomenklatur yang baru itu bisa kita sesuaikan," ungkap Suryo.

Menurutnya, potensi ekstensifikasi dari pendekatan kewilayahan ini baru akan terlihat pada kuartal II/2020. Selain itu, hitung-hitungan potensi juga merujuk kepada seberapa besar rupiah yang bisa digali dari kegiatan intensifikasi yang juga dilakukan oleh KPP Pratama untuk wajib pajak yang sudah terdaftar.

"Ini kan logikanya kita tambah basis. Nah, kita coba lihat satu hingga dua bulan ke depan, Insyaallah nambah WP banyak dan pajaknya juga banyak," imbuhnya. (kaw)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Senin, 21 Oktober 2024 | 14:32 WIB CORETAX SYSTEM

Urus Pemeriksaan Bukper: Coretax Bakal Hadirkan 4 Fitur Baru

Senin, 21 Oktober 2024 | 12:30 WIB KPP PRATAMA NATAR

Kurang Kooperatif, Saldo Rekening Penunggak Pajak Dipindahbukukan

Minggu, 20 Oktober 2024 | 10:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Hapus NPWP yang Meninggal Dunia, Hanya Bisa Disampaikan Tertulis

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN