KAMBOJA

Pembebasan Bea Meterai Transaksi Properti Kamboja Diberikan Lagi

Dian Kurniati | Selasa, 03 Mei 2022 | 12:00 WIB
Pembebasan Bea Meterai Transaksi Properti Kamboja Diberikan Lagi

PHNOM PENH, DDTCNews – Pemerintah Kamboja memutuskan kembali memberikan insentif pembebasan bea meterai untuk transaksi properti bernilai US$70.000 atau sekitar Rp1,01 miliar ke bawah hingga 31 Desember 2022.

Kementerian Ekonomi dan Keuangan menyatakan kebijakan itu untuk meningkatkan transaksi properti, sehingga turut mendorong pemulihan ekonomi dari pandemi Covid-19. Namun, kementerian juga mengingatkan pengembang perumahan agar tidak berbuat curang dalam memanfaatkan insentif.

"Ketidakpatuhan terhadap ketentuan ini dapat mengakibatkan Departemen Umum Perpajakan melakukan penyelidikan kepada pengembang perumahan yang diduga menurunkan harga jual untuk menghindari pajak,” bunyi pernyataan kementerian, dikutip pada Selasa (3/5/2022).

Baca Juga:
Pulihkan Sektor Properti, Negara Ini Perpanjang Periode Insentif Pajak

Pemerintah memberikan insentif tersebut sejalan dengan program pemulihan pertumbuhan ekonomi Kamboja yang dituangkan dalam skema "Hidup Bersama Covid-19 di bawah New Normal" pada 2021-2023. Kebijakan ini menjadi kali ketiga sejak pemerintah mulai membebaskan bea meterai untuk properti pada Februari 2020.

Insentif pembebasan bea meterai akan menyasar kelompok masyarakat berpenghasilan rendah hingga menengah yang belum memiliki rumah. Selain rumah tapak, pembebasan bea meterai juga berlaku untuk apartemen.

Di sisi lain, kementerian juga mengingatkan pengembang perumahan untuk membuat perjanjian jual beli yang sah berdasarkan nilai pasar sebenarnya.

Baca Juga:
Harga Properti Naik, Australia Naikkan Tarif Pajak Capital Gain

Direktur Amatak Property Service Co Ltd Tang Hour menilai perpanjangan insentif pembebasan bea meterai tidak akan terlalu kuat mengatasi kemerosotan di sektor real estat akibat pandemi Covid-19 saat ini. Menurutnya, tantangan pemulihan sektor real estat kini makin berat karena tekanan dari sisi eksternal.

Konflik Rusia-Ukraina telah mendorong kenaikan harga barang dan menekan tren pemulihan ekonomi di seluruh dunia, termasuk Kamboja. Kondisi ini juga pada akhirnya bakal menurunkan daya beli masyarakat terhadap properti.

"[Insentif pembebasan bea meterai] bagus tapi 1 tahun tidak cukup. Jika memungkinkan, mohon diperpanjang 2 atau 3 tahun lagi untuk membantu membuat sektor ini lebih baik," ujarnya, seperti dilansir phnompenhpost.com. (kaw)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 04 Oktober 2024 | 13:00 WIB AUSTRALIA

Harga Properti Naik, Australia Naikkan Tarif Pajak Capital Gain

Senin, 30 September 2024 | 08:39 WIB LOMBA MENULIS DDTCNEWS 2024

Cegah Properti Terbengkalai, Pajak Khusus sebagai Solusi

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja