KAMBOJA

Pacu Produksi Semen, Negara Ini Beri Insentif Pajak selama 2 Tahun

Dian Kurniati | Minggu, 26 Januari 2025 | 09:30 WIB
Pacu Produksi Semen, Negara Ini Beri Insentif Pajak selama 2 Tahun

Ilustrasi. Sejumlah buruh angkut melakukan aktivitas bongkar muat semen di Pelabuhan Sunda Kelapa di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Kamis (6/10/2022). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.

PHNOM PENH, DDTCNews - Pemerintah Kamboja mengumumkan pemberian insentif pajak untuk mendorong kinerja industri semen lokal.

Menteri Ekonomi dan Keuangan Aun Pornmoniroth mengatakan insentif pajak menjadi bagian dari upaya pemerintah meningkatkan produksi semen di dalam negeri. Saat ini, kebutuhan semen terus meningkat seiring dengan pembangunan berbagai proyek infrastruktur.

"Pengurangan pajak bertujuan meningkatkan pertumbuhan sektor semen lokal," katanya, dikutip pada Minggu (26/1/2025).

Baca Juga:
Pemerintah Perinci Objek Penelitian atas PKP Berisiko Rendah

Pornmoniroth menuturkan pemerintah memutuskan untuk memberikan pengurangan pajak sebesar 5%, khusus kepada industri semen. Insentif tersebut akan diberikan selama 2 tahun, yaitu pada 2025 dan 2026.

Sejalan dengan pemberian insentif pajak, lanjutnya, pemerintah juga meminta pelaku usaha untuk meningkatkan keterampilan para pekerja di industri semen.

Dia menjelaskan pemberian insentif pajak tersebut merupakan tindak lanjut dari pertemuan Perdana Menteri Hun Manet dengan Asosiasi Manufaktur Semen Kamboja, pada akhir tahun lalu.

Baca Juga:
Aturan Permintaan Suket Hal yang Jadi Dasar Surat Keputusan Keberatan

Investasi pada industri semen Kamboja telah mencapai US$1,2 miliar dan menciptakan lebih dari 2.700 lapangan pekerjaan. Untuk itu, pemerintah berkomitmen untuk membina sektor semen sehingga dapat berkembang pesat sebagai bagian dari strategi pembangunan ekonomi Kamboja.

Selain keringanan pajak, Kementerian Ekonomi dan Keuangan bersama dengan Kementerian Energi dan Pertambangan juga sedang menjajaki kebijakan lainnya dalam rangka meningkatkan daya saing industri semen.

Sementara itu, Sekjen Asosiasi Manufaktur Semen Kamboja Puth Chandarith menyebut permintaan semen diprediksi tumbuh 7,3% per tahun pada 2026-2028 seiring dengan besarnya belanja negara untuk proyek-proyek infrastruktur.

Baca Juga:
Butuh Layanan Pajak? Kantor Pajak Baru Buka Lagi 30 Januari 2025

Sebagai informasi, asosiasi mencatat permintaan semen pada 2024 tumbuh 5,8%. Tahun ini, asosiasi memperkirakan permintaan semen tumbuh 6,8%.

"Saat ini, produksi semen dalam negeri memenuhi 80% kebutuhan tahunan negara, dengan produksi yang diperkirakan terus meningkat pada 2025," ujar Puth seperti dilansir khmertimeskh.com.

Saat ini, pengerjaan proyek konstruksi di Kamboja telah didominasi oleh penggunaan semen lokal. Situasi tersebut sangat berbeda dari 1 dekade lalu, ketika Kamboja masih mengandalkan semen impor untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Senin, 27 Januari 2025 | 10:00 WIB PMK 119/2024

Pemerintah Perinci Objek Penelitian atas PKP Berisiko Rendah

Senin, 27 Januari 2025 | 08:43 WIB LAYANAN PAJAK

Butuh Layanan Pajak? Kantor Pajak Baru Buka Lagi 30 Januari 2025

Senin, 27 Januari 2025 | 08:15 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Pembaruan Objek Penelitian PKP Berisiko Rendah untuk Cairkan Restitusi

BERITA PILIHAN
Senin, 27 Januari 2025 | 10:00 WIB PMK 119/2024

Pemerintah Perinci Objek Penelitian atas PKP Berisiko Rendah

Senin, 27 Januari 2025 | 09:00 WIB KEBIJAKAN FISKAL

Siap-Siap SBN Ritel Perdana 2025! Besok Dirilis ORI027T3 dan ORI027T6

Senin, 27 Januari 2025 | 08:43 WIB LAYANAN PAJAK

Butuh Layanan Pajak? Kantor Pajak Baru Buka Lagi 30 Januari 2025

Senin, 27 Januari 2025 | 08:15 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Pembaruan Objek Penelitian PKP Berisiko Rendah untuk Cairkan Restitusi

Senin, 27 Januari 2025 | 08:00 WIB KOTA PALANGKA RAYA

Bayar Pajak Sudah Serba Online, Kepatuhan WP Ditarget Membaik

Minggu, 26 Januari 2025 | 14:30 WIB PERATURAN PAJAK

Soal DPP Nilai Lain atas Jasa Penyediaan Tenaga Kerja, Ini Kata DJP

Minggu, 26 Januari 2025 | 13:30 WIB PERDAGANGAN KARBON

Luncurkan Perdagangan Karbon Internasional di IDXCarbon, Ini Kata BEI

Minggu, 26 Januari 2025 | 13:00 WIB AMERIKA SERIKAT

Tarif Bea Masuk Trump terhadap 2 Negara Ini Lebih Tinggi dari China