KEBIJAKAN PAJAK

OJK Sebut Diskon PPnBM Mobil Belum Mampu Pacu Penyaluran Kredit

Muhamad Wildan | Rabu, 02 Juni 2021 | 13:45 WIB
OJK Sebut Diskon PPnBM Mobil Belum Mampu Pacu Penyaluran Kredit

Kantor Bank Indonesia. (foto: Antara)

JAKARTA, DDTCNews – Otoritas Jasa Keuangan mencatat insentif PPnBM dari pemerintah atas pembelian mobil baru telah berhasil meningkatkan permintaan, tetapi belum mampu meningkatkan penyaluran kredit kendaraan bermotor.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan konsumen memilih untuk membeli mobil baru secara tunai berkat banyaknya dana yang ditabung sepanjang pandemi Covid-19 pada tahun lalu.

"Karena memang enggak bisa piknik ya [uangnya] ditabung. Sekarang mobil murah jadi beli tapi tidak kredit, jadi demand naik tapi kreditnya belum," katanya saat rapat bersama Komisi XI DPR, Rabu (2/6/2021).

Baca Juga:
DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Sebaliknya, OJK mencatat penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) justru mampu bertumbuh akibat insentif PPN yang diberikan oleh pemerintah. Menurut Wimboh, pembelian rumah oleh konsumen kebanyakan dilakukan melalui kredit atau KPR.

Pemerintah menyediakan insentif PPnBM ditanggung pemerintah (DTP) atas pembelian mobil baru dan PPN DTP atas penyerahan rumah tapak serta unit rumah susun sebagaimana diatur dalam PMK No. 31/2021 dan PMK No. 21/2021.

Fasilitas PPnBM DTP atas pembelian mobil baru diberikan sejak April 2021 hingga Desember 2021. Insentif ini berlaku atas 4 jenis mobil produksi dalam negeri dengan jumlah pembelian lokal paling sedikit sebesar 60%.

Baca Juga:
Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Secara lebih terperinci, pemerintah memberikan fasilitas PPnBM DTP sebesar 100% untuk masa pajak April hingga Mei 2021, 50% pada Juni hingga Agustus 2021, dan 25% untuk September hingga Desember 2021 atas dua jenis kendaraan.

Pemerintah juga memberikan diskon PPN DTP sebesar 100% atas penyerahan rumah dengan harga jual maksimal Rp2 miliar. Untuk rumah atau unit rumah susun seharga Rp2 miliar hingga Rp5 miliar, diskon PPN DTP yang diberikan mencapai 50%.

Fasilitas PPN DTP atas penyerahan rumah dan unit rumah susun ini mulai berlaku pada masa pajak Maret 2021 dan akan berakhir pada Agustus 2021. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Anggota DPR Ini Minta Prabowo Kaji Ulang Kenaikan PPN Jadi 12 Persen

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN