TURKI

Nilai Tukar Jeblok Terhadap Dolar AS, Pemerintah Beri Insentif Pajak

Syadesa Anida Herdona | Senin, 31 Januari 2022 | 16:30 WIB
Nilai Tukar Jeblok Terhadap Dolar AS, Pemerintah Beri Insentif Pajak

Presiden Turki Tayyip Erdogan dan Emir Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani dari Qatar bertemu di Doha, Qatar, Selasa (7/12/2021). ANTARA FOTO/Murat Cetinmuhurdar/Presidential Press Office/Handout via REUTERS/rwa/sa.

ANKARA, DDTCNews – Parlemen Turki telah menyetujui pengecualian pajak atas keuntungan konversi kurs asing maupun emas. Pengecualian ini hanya diberikan atas konversi ke mata uang lira yang didepositokan ke akun bank Turki.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan menyampaikan langkah tersebut dilakukan untuk menopang nilai tukar mata uang lira. Saat ini, kurs lira melemah sebesar 50% terhadap dolar Amerika Serikat.

“Pemerintah akan menjamin jika bunga dan penghasilan atas deposito dengan mata uang lira akan dikecualikan dari pengenaan pemotongan pajak. Adapun deposito yang dimaksud yang jatuh tempo 3 sampai 12 bulan,” ujar salah satu kantor akuntan publik di Turki, dikutip Senin (31/1/2022).

Baca Juga:
Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Kebijakan ini diberikan untuk konversi kurs asing dengan jatuh tempo minimal 3 bulan. Adapun konversi harus dilakukan sebelum 17 Februari. Segala bentuk bunga dan keuntungan yang didapat dari deposito dalam mata uang lira juga akan dikecualikan dari pengenaan pajak.

Erdoğan juga menyampaikan akan menurunkan tarif pajak atas utang pemerintah dengan mata uang lira dari 10% menjadi 0%. Kemudian, pemerintah juga berencana untuk menurunkan tarif PPh badan untuk kegiatan ekspor dan perusahaan industrial sebesar 1%.

Adapun kebijakan ini ditujukan untuk mendorong investasi dan daya saing internasional. Tak hanya itu, pemerintah Turki juga belum lama ini mengeluarkan kebijakan untuk menunda pencatatan akuntansi atas inflasi.

“Pemerintah juga menunda pencatatan inflasi hingga 31 Desember 2023. Jika hingga 31 Desember 2023, akun-akun pada neraca akan dilakukan penyesuaian atas inflasi. Namun, penyesuaian tersebut tidak akan berpengaruh pada perhitungan pajak 2023,” tulis Tax Notes International. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Minggu, 20 Oktober 2024 | 14:00 WIB HONG KONG

Negara Ini Bakal Pangkas Tarif Bea Masuk Minuman Beralkohol

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN