UU HPP

Minta Aturan Teknis UU HPP Segera Terbit, Pengusaha Butuh Kejelasan

Muhamad Wildan | Rabu, 05 Januari 2022 | 15:30 WIB
Minta Aturan Teknis UU HPP Segera Terbit, Pengusaha Butuh Kejelasan

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews - Pengusaha meminta pemerintah untuk segera menerbitkan aturan pelaksana atas ketentuan PPh pada UU 7/2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP).

Memasuki Januari 2022, aturan turunan atas ketentuan PPh masih belum diterbitkan. Hingga saat ini, hanya ada 1 aturan turunan UU HPP yang resmi ditetapkan, yakni PMK 196/2021 yang merupakan aturan pelaksana program pengungkapan sukarela (PPS).

"Kita berharap secepatnya ada kejelasan, karena UU kan sudah mengatur berlaku sejak tahun pajak 2022," ujar Ketua Komite Perpajakan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Siddhi Widyaprathama, Rabu (5/1/2022).

Baca Juga:
Baru! DJP Rilis Buku Panduan Pembuatan Bukti Potong PPh Via Coretax

Sebagaimana diatur pada Pasal 17 UU HPP, ketentuan PPh pada UU HPP mulai berlaku pada tahun pajak 2022. Bagi wajib pajak yang tahun pajaknya sama dengan tahun kalender, ketentuan PPh pada UU HPP mulai berlaku per 1 Januari 2022.

"Tahun pajak adalah jangka waktu 1 tahun kalender kecuali bila wajib pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun kalender," bunyi Pasal 1 angka 8 UU KUP.

Pada UU HPP, ketentuan baru PPh yang mulai berlaku per tahun pajak 2022 antara lain tentang natura, tarif PPh orang pribadi, tarif PPh badan, dan pemberlakuan batas peredaran bruto tidak kena pajak bagi UMKM.

Baca Juga:
Hanya Notaris dan PPAT yang Bisa Akses Fitur Validasi PPhTB di Coretax

Mengenai natura, pemerintah perlu menyiapkan aturan-aturan mengenai natura yang dikecualikan dari objek pajak sesuai dengan Pasal 4 ayat (3) huruf d UU PPh yang telah diubah dengan UU HPP.

Pada pasal tersebut, natura yang tetap dikecualikan dari objek pajak adalah penyediaan makanan dan minuman bagi seluruh pegawai, natura yang diberikan di daerah tertentu, natura yang diberikan karena keharusan kerja, natura yang berasal dari APBN atau APBD, dan natura dengan jenis dan batasan tertentu.

Selain itu, pemerintah juga perlu mengatur lebih lanjut tentang biaya penggantian dalam bentuk natura yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto sebagaimana yang diatur pada Pasal 6 ayat (1) huruf n UU PPh yang telah diubah dengan UU HPP. (sap)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Senin, 03 Februari 2025 | 15:30 WIB CORETAX DJP

Baru! DJP Rilis Buku Panduan Pembuatan Bukti Potong PPh Via Coretax

Senin, 03 Februari 2025 | 12:30 WIB KPP PRATAMA SINTANG

Hanya Notaris dan PPAT yang Bisa Akses Fitur Validasi PPhTB di Coretax

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Ajukan NPWP Non-Efektif, WP Perlu Cabut Status PKP Dahulu

BERITA PILIHAN
Senin, 03 Februari 2025 | 18:30 WIB PMK 7/2025

Kemenkeu Terbitkan Pedoman Pemeriksaan dan Penagihan Pajak Daerah

Senin, 03 Februari 2025 | 17:30 WIB PMK 136/2024

Ada De Minimis Exclusion, Pajak Minimum Global Bisa Jadi Nol

Senin, 03 Februari 2025 | 16:45 WIB KAMUS PAJAK

Apa Itu Surat Keputusan Pembetulan?

Senin, 03 Februari 2025 | 16:21 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Inflasi Januari Cuma 0,76 Persen, Diskon Listrik Jadi Penyebab

Senin, 03 Februari 2025 | 16:09 WIB KOTA TANJUNGPINANG

Waduh! Pemkot Dituding Bikin Agenda Fiktif Pencetakan Buku Perda Pajak

Senin, 03 Februari 2025 | 15:30 WIB CORETAX DJP

Baru! DJP Rilis Buku Panduan Pembuatan Bukti Potong PPh Via Coretax

Senin, 03 Februari 2025 | 15:21 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Ada Titipan Pesan dari Gibran ke Bahlil Soal Elpiji 3 Kg, Apa Isinya?

Senin, 03 Februari 2025 | 15:09 WIB AGENDA PAJAK

Hadapi 2025, DDTC Gelar Seminar Eksklusif di Cikarang

Senin, 03 Februari 2025 | 14:09 WIB CORETAX SYSTEM

Perlu Waktu, Coretax Belum Nyambung ke Seluruh Bank dan Kementerian

Senin, 03 Februari 2025 | 14:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah Tata Ulang Lahan Kebun Sawit, Pastikan Kepatuhan Pengusaha