Warga mengisi token listrik di kawasan Rumah Susun Bendungan Hilir, Jakarta, Rabu (1/1/2025). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/YU
JAKARTA, DDTCNews - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi tahunan pada Januari 2025 hanya sebesar 0,76%, jauh lebih rendah bila dibandingkan inflasi pada Desember 2024 yang sebesar 1,57% dan Januari 2024 sebesar 2,57%.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu mengatakan rendahnya inflasi disebabkan oleh adanya diskon tarif listrik sebesar 50% yang diberikan pada Januari dan Februari 2025.
"Kebijakan program diskon tarif listrik sebesar 50% kepada sebagian besar pengguna merupakan bagian dari program pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat dan mendorong aktivitas ekonomi. Kebijakan ini berdampak positif bagi perekonomian sehingga daya beli masyarakat tetap terjaga," ujar Febrio, Senin (3/2/2025).
Bila diperinci, inflasi pada komponen harga diatur pemerintah atau administered prices tercatat sebesar -6,41% berkat diskon tarif listrik serta normalisasi tarif tiket kereta api dan tiket pesawat.
Inflasi pada komponen harga bergejolak atau volatile food tercatat sebesar 3,07% akibat kenaikan harga beberapa komoditas pangan antara lain cabai rawit, beras, ikan segar, telur ayam ras, dan daging ayam ras.
Adapun inflasi inti tercatat masih terjaga pada level 2,36% akibat kenaikan harga pada kelompok pakaian dan alas kaki, pendidikan, peralatan rumah tangga, perawatan pribadi, dan jasa lainnya. Laju inflasi inti diklaim sebagai cerminan permintaan yang masih bertumbuh.
Ke depan, Febrio mengatakan pemerintah akan terus berupaya untuk mengendalikan inflasi guna menjaga daya beli masyarakat. Pemerintah melalui tim pengendali inflasi pusat dan daerah (TPIP/TPID) berkomitmen untuk menjaga inflasi tetap pada rentang 2,5% +/- 1%.
"Pemerintah secara konsisten melakukan kebijakan untuk menjaga terkendalinya inflasi pangan, termasuk meningkatkan produksi dan memperkuat cadangan pangan guna mencapai ketahanan pangan. Dalam mempersiapkan Ramadan dan Idul Fitri, pemerintah akan terus memitigasi risiko gejolak yang mungkin terjadi," ujar Febrio. (sap)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.